Sudah hampir tiga tahun
saya berkecimpung di dunia jualan buku via online. Omzet* yang saya raih per
bulan mencapai Rp. 40 juta. Profit bersih sekitar 10%. Pencapaian saya saat ini
tentu tidak instan, namun melalui proses panjang dan perjuangan yang tak kenal
lelah. Sepak terjang saya sebagi pelaku bisnis buku online telah diliput Net
TV, Kedaulatan Rakyat, Tribun Jogja, portal brilio.net, wajahkota.com, DLL.
Saya akan berbagi pengalaman selama berjualan buku... dan nanti akan berbagi
tips sukses jualan buku lewat sosial media (akan saya psting di blog).
Oktober
2012 saya sudah mulai jualan buku via online, lebih khusus lagi via Facebook.
Saat itu saya kerja sebagai loper koran. Kebetulan agen koran saya juga punya
toko buku. Karena suka baca, saya pun tertarik dengan buku-buku yang tiap hari
aku lihat di rak atau display toko. Kadang saya menyempatkan waktu untuk
melihat dan mengamati buku-buku. Buku yang sekiranya menarik, saya potret
cover-nya untuk kemudian saya tawarkan kepada teman-teman lewat FB.
Kamera HP-ku waktu itu kurang bagus (kalau ga salah HP
Smartfren harga 250.000). Wajar, promosi yang saya lakukan masih sangat jarang
dapat respon. Pernah pula foto cover buku itu hanya saya download, sinopsis
juga saya copy-paste, namun hasil promosi juga belum membuahkan hasil. Media
saya untuk promosi waktu itu lewat online di HP dan warnet. Pernah juga promosi
buku lewat SMS dan kirim ke banyak nomor yang ada di kontak. Saat itu saya
sangat telaten melakukan promosi buku. Perkara yang minat beli amat sangat
sedikit: tidak saya hiraukan. Sebab saya menjalani aktivitas ini atas dasar
suka, bukan semata cari keuntungan.
Saya melakukan promosi buku dengan upload foto (kadang
tag beberapa teman) lalu saya share di banyak grup jual beli, paling sering di
grup “Jual Beli Cilacap” (karena saya tinggal di Cilacap waktu itu). Saya
benar-benar masih ‘meraba-raba’ soal jualan buku di FB. Saya yang suka baca dan
menulis, saya bergabung juga di grup-grup FB komunitas penulis. Kadang saya
promosi di grup-grup itu. Saya gabung di grup “Jual Buku Seni dan Budaya”, saya
promosi di situ juga. Setelah saya cukup gencar berpromosi, ada beberapa orang
yang tanya-tanya buku. Sebagian ada yang fix beli, lalu mereka transfer, ada
pula yang bayar saat ketemuan (COD).
Saat jadi mahasiswa baru di UIN Suka (Agustus 2013) saya
juga masih berjualan buku via online. Kadang online di HP bututku, di warnet,
di laptop teman (pinjam), bahkan di kompter perpustakaan kampus. Ribet memang,
namun saya melakukannya dengan telaten dan penuh kesabaran diirangi rasa
optimistis. Saya mempromosikan banyak genre buku: novel, agama, motivasi,
bisnis, DLL. Saya juga mempromosikan buku-buku UN SMA, buku SBMPTN. Untuk
mempromosikan buku UN SMA dan SBMPTN tentu harus bergabung ke banyak Grup FB
yang berkaitan dengan itu. Saya mempromosikan buku ini atas dasar pengalaman
saya lolos SBMPTN juga karena belajar lewat buku-buku Soal-Soal SBMPTN. Selain
itu, ada niat saya ‘sedikit’ membantu siswa-siswa yang ingin belajar dan ingin
lolos masuk PTN namun tidak punya uang untuk ikut Bimbel.
Saya juga mulai bergabung ke banyak grup FB yang lebih
tertarget untuk jualan buku, seperti “Jual Beli Buku Online”, “Jual Beli
Buku-Buku Langka”, “Bursa Buku, Komik dan Novel”, DLL. Di Jogja ada banyak toko
buku, hampir tiap hari saya bermain ke toko buku. Enaknya di Jogja (daripada di
Cilacap), dekat dengan penerbit-penerbit, ada banyak toko buku, bukunya lebih
beragam, lebih update dan diskonnya lebih besar. Tiap main ke toko buku aku
potret dengan HP-ku yang resolusi kameranya rendah (jelek). Kadang, saya
siasati dengan pinjam kamera digital teman, nanti dipindah ke flashdisk-ku.
Kadang buku itu (yang pasti/sudah laku) saya bawa ke kampus, saya minta teman
untuk memfotokan dan meminta dia meng-upoad-kan ke FB.
Semakin hari pelanggan buku semakin bertambah. Saat
semester satu saya mendapat tiga reseller (kini, saat semeter 6, sudah punya
belasan reseller). Semester satu saya ambil buku-buku UN SMA, SBMPTN, SIMAK-UI
& UM UGM, TPA, Seleksi TNI-POLRI, STAN-STIS di penerbit langsung. Jarak
dengan kampusku cukup jauh, jadi untuk ke sana saya harus pinjam motor teman.
Namun pernah suatu ketika saya nekat berangkat dengan sepeda onta, sebab pinjam
motor ke mana-mana tidak dapat.
Di Jogja sering juga ada acara pameran buku. Saya kerap
juga mendatangi pameran buku. Di pameran biasanya ada buku-buku bagus, langka,
dan buku obral. Saya datang ke pameran, saya pilih-pilih (beli sedikit dan
banyak foto-foto) untuk dipromosikan di FB. Biasanya buku-buku bagus dari
pameran saya jual juga dengan harga yang relatif murah sehingga ini akan
mendatangkan pelanggan-pelannggan baru (sebgian dari mereka nantinya menjadi
pelanggan loyal).
Saat semester dua, saya bisa membeli HP android dan
laptop. Tentu ini karena hasil keuntungan jualan buku yang lumayan. Saya telah
melewati masa-masa promosi buku sampai ribuan kali namun lebih banyak diabaikan
orang. Kini, tanpa promosi pun, tiap hari selalu ada orang yang tanya dan pesan
buku. Kini, dalam sebulan saya bisa menjual buku mencapai lebih dari 1.000
eksemplar. Bahkan, saya telah berhasil mengirim buku ke Singapura, Taiwan dan
Hongkong.
Saat semester tiga, baru media promosi saya merambah ke
BBM. Semester lima merambah ke Instagram (Line, BukaLapak dan Tokopedia belum
saya coba sama sekali). Kedua media ini (BBM dan Instagram) juga lumayan banyak
menghasilkan closing (penjualan).
Saat semester tiga, saya mendapat beberapa reseller yang
sangat produktif menjual buku. Salah satunya M, dia orang Makassar. Dalam
sehari dia bisa laku 10-15 buku. Setelah saya tanya, dia menjawab promosi buku
yang dia lakukan foksunya di Twitter dan Line. Jualannya bisa laris karena dia
punya follower ratusan ribu. Postingan-postingannya ‘beraroma’ sastra dan
bagus, maka banyak orang yang tertarik dan mengikutinya. Manakala dia membuat
postingan promosi buku, responnya pun sangat luar biasa. Pelanggan-pelanggannya
yang pesan buku dioper ke saya, saya yang bagian pengiriman. Saya amati dia
juga melakukan promosi di website dan Fanspage FB. Dalam pesannya di WA, dia
mengucapkan terima kasih kepada saya bahwa dengan kerja sama dengan saya dia
telah berhasil membeli dua HP android.
Lewat jualan buku ini, alhamdulillah, saya bisa membiayai
kuliah dan biaya hidup sehari-hari di Jogja. Saya juga bisa ‘sedikit’ membantu
orangtua dan membiayi sekolah adik saya di SMA. Saya bisa juga membelikan
buku-buku bacaan/pelajaran untuk empat adik saya (dua adik lagi jarang saya
belikan buku karena dia sudah kerja). Kadang saya juga menghadiahi buku-buku
untuk keponakan-keponakan, teman-teman, adik-adik di TPA , di Pondok Pesantren
dan adik-adik di Panti Asuhan. (bersambung).
***
*Omzet, dalam KBBI
berarti jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu
masa.
Misalnya, dalam seminggu
Anda menjual 100 barang seharga 50.000, artinya omzet Anda seminggu 5.000.000.