RSS

Bedah Bulku Menembus Batas

Wowwwwwwwwww
Ada yang baru nih 😎😎
Bem Fip Uny , Ukmf Kristal FE Uny, dan Ces Jogja mengadakan
JOGJA STUDENT FORUM
Sebuah talkshow ala "mahasiswa" yg membahas tema " Mahasiswa KONTRIBUTIF, aktif & Prestatif"
Menghadirkan
1. Sayidah Alawiyah ( Mapres 1 UNY 2015)
2. Ridwan Budiyanto ( ketua BEM FIP 2015)
Selain itu, ada juga bedah buku "Menembus Batas", yang menghadirkan para penulisnya langsung.
1. Rifaldy Fajar (mapres termuda FMipa. serta peraih brbagai penghargaan Internasional)
2. Amin Sahri (mahasiswa UIN yg terus berjuang utk tetap melanjutkan kuliahnya, meski harus berjualan gorengan, jd loper koran, nulis di media cetak, hingga mncapai sukses berjualan buku online yg skrg omsetnya lebih dari 50 jt per bulan.
3. Sahidun Zuhri (total 4 thn dia hrs menunda masa pendidikannya, di sela2 itu ia hrs bkrja merantau ke jakata meski ia baru lulus SMP. tapi berkat doa,usaha, n kesabaran pd akhirnya ia bs bersekolah lg dan kini mampu kuliah.)
4. Aditya Eko Prasetyo (pejuang kaum2 tertindas, dg kepeduliaanya terhadap lingkungan sktr ia brjuang utk membentuk sebuah gerakan sosial yg ia namakan "Menabung" menebar nasi bungkus.
Tentu msh byk lg kisah yang tertuang di sana ( Janu MuhammadWulan Bila, @Budi waluyo, @rama ) . mau tau kisah-kisahnya lbh jelas?
Hadiri Jogja Student Forum
SPESIAL (talkahow n bedah buku)
14 Feb '16
@ Foodcourt UNY
09.00- selesai
Htm 10K (utk konsumsi)
Krim sms
ketik Nama_Univ kirim ke 085742558884
Salam Mahasiswa!

Strategi Sukses Jualan Buku via Facebook (versi Amin Sahri)

Berteman dengan orang-orang yang suka buku.
Saat Anda membuat postingan promosi buku, tentu akan berpotensi terjadi banyak penjualan bila teman-teman FB Anda adalah orang-orang yang suka buku. Jualan buku jangan cuma mengandalkan teman dekat. Pengguna FB ada jutaan, maka dari sekian banyak itu, add-lah orang-orang yang suka buku.

Gabung ke grup FB Jual Beli Buku.
Kronologi FB ibarat warung di rumah. Grup FB itu ibarat pasar. Selain posting di wall FB pribadi, kita perlu posting di di grup-grup jual beli buku agar semakin meningkatkan jumlah penjualan.

Amati Postingan Di Grup FB
Bila ada orang yang membuat postingan cari buku, langkah pertama yang kita tempuh adalah add FB-nya dia. Kalau kita punya buku yang dia cari, maka komentar lah di postingannya. Lebih mantap lagi, sapa dan kirimi penawaran via inbox FB.
Bila ada postingan seorang penjual yang banyak dikomentari orang, coba para komentatornya di add semua. Tujuannya bila nanti Anda posting promo buku, orang-orang tadi pun bakal melirik. Kalau pas Anda membuat promo yang sangat menarik dan menggiurkan, pasti di antara mereka bakal ada yang beli.

Promosikan buku-buku best seller dari penulis ternama
Misalnya, promokan buku-buku karya Tere Liye, Asma Nadia, Habibburahman El Shirazy, Pramoedya Ananta Toer, Tan Malaka, Andrea Hirata, Eka Kurniawan, Dee Lestari, DLL.

Promosikan buku-buku baru yang bagus
Misal ada buku baru terbit awal Februari, eh kita mengiklankan buku itu akhir Maret, ya keburu para pembaca buku pada beli ke penjual buku lain yang up to date.

Buka Pre Order (PO) buku dari penulis ternama
Saya sendiri bulan Januari kemarin membuka Pre Order novel Muhammad 3 karya Tasaro GK dan Hujan karya Tere Liye. Peminatnya banyak. Sebab dua penulis tadi sudah punya nama besar, setiap karyanya yang akan terbit selalu tak sabar dinanti pembaca setianya. Para pelanggan tentu mau PO karena bisa mendapat harga yang lebih murah (dari harga setelah ready stock). Selain itu biasanya kalau PO, buku akan dapat tanda tangan penulis. Februari ini, saya juga membuka PO novel Intelegensi Embun Pagi (Dee Lestari), Memeluk Masa Lalu (Dwitasari), Sepotong Senja Untuk Pacarku (Seno Gumira Ajidarma). Dan nanti juga akan buka novel Pre Order novel Dilan part 3.

Posting pada jam-jam yang strategis
Maksudnya ialah, posting pada saat banyak orang sedang online. Sehingga posting Anda akan dilihat banyak orang dan berdampak pada penjulan yang bagus. Yang perlu diperhatikan juga, buatlah script iklan yang menarik, sehingga orang tak hanya sekilas melihat iklan kita, tapi membacanya sampai tuntas. Misalnya posting iklan pukul 12.00-13.00, pukul 16.00-17.30, dan pukul 19.30-21.00. Pada jam-jam tadi, banyak orang yang sedang istirahat atau bersantai, alias ada waktu luang membuka FB. (bersambung)

Yakin, jadi reseller buku yang Super Sukses!

          YAKIN, JADI RESELLER YANG SUPER SUKSES!

Prolog
            Sobat, kenalkan, namaku Amin Sahri, bisa disapa Amri. Aku sudah 4 tahun menjalankan bisnis jualan buku online. Kota asalku dari Cilacap (Jawa Tengah) dan kini di Jogja kuliah sambil binsis jualan buku. Aku kuliah di UIN Sunan Kalijaga jurusan Komunikasi dan Penyiaran  Islam (Agustus 2016, saya masuk semester 7).

            Asyiknya tinggal di Jogja menurutku itu karena di sini banyak penerbit, distributor, agen dan toko buku. Aku yang suka baca jadi makin happy karena di sini buku-buku selalu update, lebih lengkap dan diskonnya lebih besar. Melihat ‘potensi’ ini, aku tertarik menjual buku-buku lewat online. Sebab, di kota-kota lain, jarang ada toko buku. Kalaupun ada, biasanya koleksinya tidak lengkap dan tidak update.

            Per Januari 2016 omzetku mencapai sekitar Rp. 40.000.000 per bulan (per Juli 2016, omzet naik menjadi sekitar 50 juta per bulan). Profit bersih sekitar 10%. Tentu capaian itu tidak instan, namun lewat proses panjang, kerja keras dan doa yang ikhlas (insyaAllah). Aku yakin, kau juga bisa, tinggal action saja dan terus mengasah marketing skill. Kita boleh untuk sharing dan belajar bersama.

            Dulu, mengawali jualan buku via online, aku menghadapi banyak kendala, namun aku tetap telaten bergerak. Aku juga telah melewati masa-masa ribuan kali promosi namun lebih sering diabaikan orang. Kini semua berbalik, tanpa promosi pun tiap hari ada banyak SMS, chat Facebook, Instagram dan BBM yang menghubungi untuk tanya dan pesan buku. Alhamdulillah, saat ini penjualanku dalam sebulan mencapai lebih dari 1.000 eksemplar. Sepak terjangku sebagai penjual buku online juga telah diliput Net TV (video tayangannya bisa ditonton di sini: https://www.youtube.com/watch?v=BKQ5U694IQ8), diliput Kedaulatan Rakyat, Tribun Jogja, brilio.net, wajahkota.com, DLL.

            Per Januari 2016 aku memiliki belasan reseller. Memasuki Juli 2016, resellerku semakin bertambah, menjadi 50-an orang. Satu resellerku yang paling produktif bernama Mustaqim, dari Makassar. Dalam sehari dia bisa menjual 10-15 buku. Suatu ketika dia mengirim chat ke WA-ku, dia berterima kasih karena selama kerja sama denganku, dia bisa membeli 2 HP android. Dia promosinya di Twitter, Line, Instagram dan website. Aku juga punya reseller siswa MAN Cianjur, namanya Hana. Dia cukup produktif. Ditengah kesibukannya sekolah, dia sempat buat promosi buku dan melayani pelanggan. Per hari dia bisa menjual 3-5 buku. Kalau dikali  satu bulan, berapa tuh penghasilannya? Lumayan kan.

Syarat dan Ketentuan Bergabung Menjadi Reseller
            Hampir tiap minggu ada orang baru yang mengatakan dirinya ingin bergabung menjadi reseller. Namun, pintu pendaftaran reseller tidak aku buka setiap waktu. Aku buka hanya 2 atau 3 bulan sekali (terakhir aku terima reseller pada 15-20 Januari 2017). Keuntungan menjadi reseller adalah mendapatkan harga yang lebih murah dari pelanggan biasa.

Jika kamu tertarik mendaftar jadi reseller silakan WA 08976345454 atau BBM 5579887DF, nanti saya informasikan syarat dan ketentuannya. :)

Semoga sukses yo... :)

Sharing dari Para Reseller Terproduktif

Sharing dari Tyas Sulung (reseller produktif bulan November 2016)

Hai, selamat malam teman-teman reseller...
Sebelumnya terima kasih banyak untuk apresiasi dari mas Amin. Alhamdulillah di bulan ke 3 bergabung dengan Rindu Buku, saya sudah menjadi salah satu reseller terproduktif bulan November 2016. Semoga kedepannya makin produktif ya.
Saya "diwajibkan" berbagi pengalaman jualan buku dan tips jualan. Pengalaman apa ya yang bisa dibagi pada teman, saya sendiri bingung. Sebenarnya saya masih minim pengalaman dan bisa dibilang sebagai reseller saya hanya mengikuti aturan dari mas Amin Sahri.
Sejak resmi diterima sebagai reseller, saya mulai membaca postingan-postingan di blog mas Amin dan grup Rindu Buku. Selain itu, stalking akun facebook-nya mas Amin. Istilah saya "ngubek-ubek" akunnya mas Amin. Mencari tahu aturan main sebagai reseller Rindu Buku, bagaimana postingan-postingan promosi buku, perihal ongkir, diskon reseller dan lain-lain. Kemudian saya mulai mencari pelanggan, lagi-lagi hanya mengikuti saran mas Amin (gak kreatif ya saya, hehe).
Mencari pelanggan berarti menambah teman di sosmed. Dari penulis, penerbit, calon penulis, book lover, novel addict, sampai penggemar penulis tertentu. Pelanggan terbanyak saya datang dari penggemar penulis best seller. Mereka yang nge-fans berat, pengikuti sosial media, atau yang mau mengkoleksi novel-novel si penulis. Sebut saja Tere Liye, Boy Candra dan Fiersa Besari. Saya stalking akun penulis itu dan mulai berteman dengan para penggemar mereka.
Oh ya, kemarin ada yang tanya bagaimana cara mendapat pelanggan dari luar negeri. Tidak ada tips khusus, mungkin jawaban yang tepat adalah berteman dengan orang yang tinggal di luar negeri atau orang Indonesia yang bekerja di luar negeri misalnya.
Selain nambah teman di sosmed, penting juga buat reseller nambah ilmu. Bisa dapat dari mana saja, kalau saya mulai ikut grup dan membaca buku-buku tentang bisnis online. Tidak semua ilmu bisa diterapkan, semua tergantung diri kita sendiri.
Sebenarnya masih banyak ilmu-ilmu dari mas Amin yang belum saya terapkan. Silahkan teman-teman bisa lihat sendiri di blog dan grup.
Sekian "curhat" saya sebagai reseller baru. Salam kenal untuk teman-teman reseller. Semoga semakin produktif...

Awal Desember, 2016
***

Sharing dari Fatiha (reseller terproduktif bulan Desember 2016)

Selamat malam kawan-kawan reseller
Karena saya kembali diutus oleh prabu amin sahri, si owner Rindu Buku untuk bercerita tentang pengalaman jaulan buku saya, jadi mau tak mau ya saya harus mau. haha
Jujur, saya sebenarnya tak punya trik-trik khusus berjualan. Saya hanya menemukan kesenangan dan kecintaan selama berjualan buku. Itu lah yang membuat saya telaten jadi reseller. Mulai dari promosi, jawab pertanyaan pelanggan yang kadang cerewet bingit, nembus hujan buat nganterin paketan (oh ya saya ini se-kampus sama mas amin, jadi setiap kali ada orderan, saya selalu urus sendiri), semua nya saya jalani dengan senang. Ya gegara nya saya emang udah lope-lope sama buku. jadi saran saya, kalau kawan-kawan ingin enjoy jualan nya, pertama-tama jatuh cinta dulu sama buku. cyeeeee
Selanjutnya, buat kawan-kawan yang sudah pakai android/smartphone, saya sarankan untuk buat Instragam. Saya ngerasain betul manfaat promo via IG itu pas kemarin ada pelanggan saya yang order buku Sarinah soft Cover 14 biji dan bulan ini mau pesan lagi 10 eks. Kebetulan, dia dan kawan-kawan nya ada tugas dari dosen nya buat cari buku Sarinah. Cara promo buku di IG, upload lah buku-buku populer, ya populer judul bukunya plus penulisnya. Misalnya buku Sarinah. Caranya buat Hastag yang menarik. Gak perlu panjang-panjang dan banyak-banyak kalau buat hastag itu. cukup nama toko buku online kita, judul, penulis, genre udah itu aja. Misalnya #GandrungBuku #BukuJogja #Sarinah #Soekarno #BukuBungKarno dan bla bla bla. Nah setiap promo coba terapkan format kayak gitu. Djamin pasti laku.
Kalau sudah ada pelanggan yang percaya sama kita, jangan pelit-pelit juga buat ngasih diskon ya. Ya gak perlu banyak-banyak lah. Bisa kasih bonus ongkir sekilo atau kasih potongan harga 10-15 persen. Jadi pelanggan juga merasa lebih nyaman belanja buku di toko online kita. hehe
Jangan lupa juga kawan-kawan follow IG penulis-penulis terkenal. Seperti Gus Mus, Boy Candra, Cak Nun, Djenar, Okky Maddasari, Tere Liye, Sujieo Tejo wa akhwatuha . follow juga para pengikutnya. Kemarin nih aq promo bukunya Boy Candra di IG. Nah, karena aku pakai hastga nya #BoyCandra eh, si doi nongol nge-like gambar q. Kan lumayan ya dapat lope-lope dari si penulisnya. Haha. Setelah dapat lope-lope dari Boy Candra, ternyata itu juga nge fek lho ke penggemarnya. Nyatanya, satu-dua org langsung chat di wa-line dan bbm ku. Lumayan kan.
Nah, kalau kawan-kawan terkendala masalah waktu, saya sarankan promo nya lewat bbm aja. Promo lewat bbm itu gampang banget dan gak ribet. Cuma gonta-ganti Dp aja. PM nya juga gak perlu panjang-panjang. Yang penting, bisa menarik mereka buat lihat Dp kita lah. Misalnya saya pasang DP Buku Sujiwo Tejo, saya buat Pm nya “Buku Mbah Tejo, beli dua ada diskon gan” atau kita nyatakan saja judul buku dan penulis nya. Nah, promonya juga usahakan di waktu-waktu prime time (waktu selo/waktu nyantai) ya. Sekiranya orang-orang pada buka Hp gitu. Bisa pagi-pagi jam 07.00 atau pada jam-jam makan siang, sore dan malam hari. Biasanya kalau malam nih banyak yang tanya-tanya. Oh ya, buat kawan-kawan reseller yg kontak bbm nya masih sedikit, jangan sungkan-sungkan buat minta bantuan teman/saudara/kakak ipar/pacar/teman organisai/teman kerja bahkan ke pelanggan, untuk BC-in pin kita. Cara lain nya, join aja di grup bbm. Lalu invite setiap pin anggota di grup nya. Saya seringnya sich gitu. Nanti setelah semuanya sudah saya invite, baru deh saya left dari grup. Hahaha
Kalau buat kawan-kawan reseller yang punya kenalan anak pondok/santriwan/santriwati yang pondok pesantren nya itu masih minim media informasi, nah itu juga bisa jadi lahan buat jualan buku. Saya itu punya teman yang mondok di salah satu pesantren di Kudus. Nah, di pesantren nya itu gak ada televisi, gak ada koran dan santri nya pun gak boleh bawa hp dan laptop. Jadi, satu-satu nya media hiburan dan informasi mereka ya diperoleh dari buku. Karena itu lah, dia dan teman-teman pondoknya itu setia banget order buku di saya. Hampir setiap bulan order belasan buku. Kadang novel, terjemahan kitab, buku-buku humor, novel-novel islami dll. Untuk ongkir ke kudus kota kalau via wahana juga murah. Cuma 5rb sekilonya. Jurus selanjutnya adalah sisipkan beberapa lembar katalog ke paketan yang kita kirim. Genre nya juga disesuikan dengan minat mereka ya. Kalau teman ku ini dan “bala tentara” nya memang lebih senang baca novel, humor dan buku islami. Jadi, untuk bulan ini saya berniat untuk mengirimkan beberapa lembar katalog ke mereka. Ya berdoa saja nanti banyak santriwati-santriwati lain nya yang nyantol.
Eh, sudah larut malam nih. Saya cukupkan ya ceritanya. Semoga tulisan saya ini bermanfaat buat kawan-kawan semua.
Oh ya, satu lagi. Jurus yang gak kalah penting juga nih. Kalau kita ingin jualan kita lancar, mari kita belajar untuk selalu perduli kepada orang lain. Karena PERDULI adalah hal paling penting, disaat yang paling penting dan untuk orang yang paling penting. selain itu, jika kita ingin jualan lancar, jangan lupa juga dekat dengan Tuhan, karena Dia lah sumber segala kemudahan. Sekian.

Awal Januari, 2017
***

SHARING DARI MUHRODIN

Bismillah...

Salam bahagia; semoga teman-teman selalu dalam lindungan-Nya. Aammin... 
Langsung saja, di sini saya diminta untuk sedikit bercerita sama Mas Bos Amin Sahri, terkait ‘jualan buku’nya atau selama menjadi reseller di Rindu Buku ini.
Alhamdulillah, saya bergabung di Rindu Buku sudah hampir satu tahun ini; terima kasih kepada mas Amin, sudah mau menerima dan mempertahankan untuk tetap menjadi Reseller utama. Juga teman-teman semua yang ada di Grup Rindu Buku ini, semoga kita bisa menjadi teman yang bukan hanya sebagai reseller, tapi juga teman apa pun dalam hal kebaikan.

Saya menjadi reseller di rindu buku bukan tanpa kebetulan, tentu. Karena saya sudah tidak sekolah lagi, jadi ingin belajar bisnis yang bukan kebetulan pula, buku adalah sesuatu yang alhamdulillah sangat saya cintai. 
Dari dulu, bahkan hingga sampai saat ini, saya suka mengoleksi buku-buku yang menurut saya bagus. Pernah punya buku sampai 2 lemari, tapi harus saya relakan untuk dijual lagi hampir 90% nya karena suatu hal yang tidak bisa saya ceritakan. (kok malah curhat) 

Jadi begini teman-teman, seperti yang sudah pernah diulas oleh teman-teman kita sebelumnya. Bahwa jualan buku atau jadi reseller itu gampang. Kita tinggal posting di Fb, Insta, atau pasang DP di BBM. Kalau ada yang order, kita tinggal balas chatt-chatt mereka. Kita tidak perlu repot-repot cari buku, packing, atau bahkan kirim ke expedisi. Apakah segampang itu? Iya, jika yang dimaksudkan adalah ‘jualan’ ala-ala kadarnya. Tidak, jika yang dimaksudkan adalah ‘jualan’ dengan serius dan dengan cara bisnisnya orang-orang jenius.

Kita harus sabar menghadapi CS yang suka PHP, kita harus sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan calon pembeli yang terkadang bikin kita kesel, tapi ujung-ujungnya nggak jadi beli. Meski kadang ngenes, kita harus tetap enjoy ngejalaninya, semuanya pasti akan laku pada waktunya. #Eaaxx Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/ee4/1/16/PACMAN_2.png

Pelan-pelan, asal kita istiqomah atau terus-menerus promo, pasti lambat laun akan ada yang melirik, kemudian tertarik, hingga kemudian order buku-buku yang kita posting. Insya Allah! *Aamiin...

Saya tipe orang yang arogan, mungkin. (mohon maaf) hehe... 
Saya suka posting jualan tanpa kenal waktu, kadang tengah malam, kadang jam tiga pagi, kadang pagi-pagi sekali. Bukan apa-apa, mungkin karena saya tipikal orang yang suka update status, jadi saya alihkan saja untuk jualan buku. 
Kepada Mas Amin, Mas Husain dan admin yang lainnya; saya mohon maaf,
 

Kepada Mas Amin, Mas Husain dan admin yang lainnya; saya mohon maaf, atas segala kesalahan dan kekeliruan saya selama ini menjadi reseller; perihal segalnya; 
Semoga sudah dimaafkan sebelum saya meminta maaf. *eh Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/ee4/1/16/PACMAN_2.png

Tatacara jualan ala-ala saya;
*Promo di Fb 1 hari minimal 3 kali
*Ganti DP BBM Buku, 1 hari minimal 3 kali
*Promo di BBM 1 hari minimal 3 kali
*BC BBM Minimal 2 Minggu 1 kali, dengan daftar buku-buku laris atau buku-buku yang berpotensi laku.
*1 Bulan sekali minta tolong temen buat promote PIN BBM
*Masuk ke Grup BBM temen buat invite, kemudian leave again Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/ee4/1/16/PACMAN_2.png
*Minta tolong BC in temen, buku-buku bagus, dan laris, yang kita promoin Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/f51/1/16/1f603.png
*Tidak kenal hari libur. Hehe... (Kalau yang ini, karena saya kurang kerjaan!)

Temen-temen yang masih sekolah, kuliah, atau bahkan di pondok pesantren juga bisa memanfaatkan peluang itu. Pelan-pelan yang order buku, kita bisikin buat promo ke temen-temen yang lainnya, atau jika di pesantren, biasanya, 1 kamar atau 1 komplek ada yang order, yang lainnya ikutan order juga, atau minimal tanya-tanya buku-buku yang mereka sukai. Asyik, bukan? Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/f57/1/16/1f609.png


Saya sangat menikmati menjadi reseller buku, karena lagi-lagi, buku adalah hal yang sangat saya cintai dan yang paling dekat di sanubari. Saya tidak pernah merasa bosan sedikit pun, bahkan terkesan sangat suka dan puas sekali jika bisa promo buku-buku terbaru, buku-buku laris, dan buku-buku bagus. 
Sekian dulu curhatnya, jika berkenan boleh kita japri buat tanya-tanya apa saja. Free! Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/ee4/1/16/PACMAN_2.png


Sedikit yang telah saya tulis ini, semoga ada manfaatnya. Aamiin... 
Tetap semangat gaEss; semoga jualan kita semakin laris dan membawa keberkahan. Description: https://www.facebook.com/images/emoji.php/v7/f57/1/16/1f609.png 

PPAI, 20 Januari 2017
***




OTW Omzet 100 Juta Per Bulan

OTW Omzet 100 Juta Per Bulan


Hari kemarin (Senin, 1 Februari 2016) aku belanja buku sekitar 3,5 juta. Uang 3,5 juta itu terdistribusi ke 9 toko buku yang berbeda (sebenarnya aku masuk ke 11 toko, namun ada 2 toko yang sedang kehabisan stok buku yang aku cari). Buku senilai 3,5 juta aku jual lagi dengan menambah keuntungan, jika semua laku, katakanlah menjadi 3,9 juta. Misal, dalam sebulan aku melakukan transaksi seperti ini sebanyak 20 kali saja, maka omzet penjualanku sebulan mencapai 78 juta (hasil dari 20 kali 3,9 juta). Iya, prediksiku omzetku di bulan Februari berada di angka 78 juta. Ini sebuah angka yang realistis, melihat kondisi penjualan bukuku yang sedang “bagus” dan terus menunjukkan grafik peningkatan (banyak pelanggan yang terus berdatangan dan repeat order). Maka wajar bila aku membuat judul tulisan ini “OTW Omzet 100 Juta Per Bulan”. Artinya, sampai akhir tahun nanti, insyaAllah, omzet 100 juta per bulan akan benar-benar tercapai.

Yuk bicara hal lain...

Kemarin (Senin, 1 Februari 2016), dari pagi sampai malam aku berkeliling kota Yogyakarta, “wisata pustaka”. Masuk dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Selain itu aku juga packing paket dan mengirimkannya sendiri (biasanya ada teman yang bantu packing dan kirim paket, tapi dia sedang mudik). Di sela-sela duduk, aku membalasi 20-an lebih chat dari pelanggan dan reseller. Cukup melelahkan. Yang paling melelahkan tentu saat motoran/sepedaan di jalan plus menggendong buku.

Pukul 09.15 aku naik sepeda, mengantar beberapa paket buku ke Agen Pos dan JNE Kopma UIN Suka. Pukul 9.30, aku gowes ambil buku di toko buku timur UIN. Pukul 10.00 aku pinjam motor, bergerak ke toko buku di Jalan Glagah Sari. Terus bergerak lagi ke Taman Pintar, masuk ke beberapa kios buku lantai 1 dan 2. Dari Taman Pintar aku meluncur ke toko buku di Jalan Suroto. Lalu aku pulang ke kos dulu, kemudian kirim paket lagi sekaligus mengembalikan motor teman, sekaligus ambil buku di Toko Buku Kopma. Sampai pukul 14.20 aku menunggu COD buku dengan teman di warung. Sehabis COD, aku berangkat ambil buku lagi dengan gowes, ke toko buku di Jalan Afandi. Selesai dari situ aku pulang. Lepas Magrib (saat hujan gerimis) aku kirim paket buku lagi ke Kopma. Aku berangkat tanpa jas hujan, hanya pakai topi koboi. Lepas Isya aku gowes (masih menerjang rerintik gerimis) ke sebuah mall di Jalan Adisucipto. Aku hendak mengambil pesanan novel bahasa Inggris. Meski saat itu sudah malam, hujan, namun tetap aku ke sana, karena temanku sudah transfer untuk novel itu dan besok pagi aku rencana mudik ke Cilacap. Jadi aku perjuangkan agar novel itu dikirim hari itu juga. Namun sayang, novelnya sudah habis duluan, ada lagi katanya dua minggu-an... Aku gowes sepeda lagi, masih gerimis. Mampir ke Kopma UIN buat bayar kiriman paket dan ambil resi. Lalu gerak pulang, masih gerimis. Sampai kos aku mandi, handukan, berpakaian rapi, wudlu lalu sholat Isya.

Iya, hari itu benar-benar sangat menguras energi. Ini bukan hanya kejadian sekali, namun sudah sering. Betapa perjuanganku amat sangat keras. Wajar, di kelas, saat perkuliahan aku sering terlihat capek dan ngantukan. Ini adalah “Behind The Scene” dari laris manisnya jualan bukuku di sosial media. Mungkin, hanya sedikit orang saja yang tahu di balik aktivitas jualan online-ku. Iya, aku tahu, ada beberapa orang tak tahu jika perjuanganku begitu luar biasa (baca: melelahkan). Meski aku sudah berjuang keras, namun ada yang “kurang” menghargai. Ada beberapa orang transfer pembayaran buku setelah Asyar minta dikirim hari itu juga, maksa lagi. Ada juga pelanggan tiap sebentar chat “sudah dikirim belum”, “dikirim hari ini ya”, “minta no. resinya cepat ya”, “kok ga balas-balas sih”, dan chat-chat yang senada. Tanpa mereka suruh pun, aku sudah berjuang maksimal. Aku tunjukkan salah satu “behind the scene-ku” tanggal 1 Februari 2016 pada mereka: Ini aku sedang di jalan, ini aku sedang packing buku, ini aku sedang ambil buku, ini aku lupa belum makan, ini aku lupa belum mandi, ini aku berjuang demi kamu, ini aku sedang... tapi tak mungkin semua itu aku infokan ke pelanggan di sosial media, itu akan malah menghambat pekerjaan.

Yuk, pindah ke cerita lain lagi...

Saat baru menjadi mahasiswa di UIN, aku pernah dapat pelanggan buku, dia minta COD. Buku itu cukup mahal, sementara uangku tak cukup untuk menebus buku yang masih ada di toko. Aku pinjam ke teman A, B, C, D, E: hasilnya nihil. Setelah bernegoisasi dengan pemilik toko buku, aku diperbolehkan utang dulu. Dulu, nyaris tiap hari aku berkeliling kota, melakukan kayuhan pedal sepeda ribuan kali, menempuh jarak puluhan kilometer, menguras berliter-liter keringat, masuk ke belasan toko dan kios buku (kadang masuk pameran buku). Dulu, ketika dapat pelanggan buku, aku merasa harap-harap cemas. Berharap agar pelanggan segera transfer, cemas bila pelanggan cancel pesanannya. Beberapa kali memang terjadi cancel. Aku hanya bisa berusaha ikhlas, berpikir positif dan fokus cari pelnggan baru Buku-buku yang pernah dicancel itu, ternyata beberapa waktu kemudian ada yang dibeli orang, ada juga yang berbulan-bulan tetap belum laku (sebagiannya lepas segelnya buat dibaca sendiri). Pernah pula ada yang aku resensi, kebetulan dimuat dimuat di koran. Lumayan, honornya tiga kali lipat harga buku yang dicancel pelanggan itu. 

Dulu, aku lebih banyak menunggu pelanggan transfer dulu, baru bukunya aku ambilkan di toko. Kini, aku berani kulakan dulu. Kini, aku menyetok buku-buku yang laris dan (menurutku) itu pasti laku cepat dan banyak peminatnya. Kini, aku berani memborong buku-buku bagus dan” langka” saat ada pameran atau saat menemukan di toko tertentu. Kini, di kamarku (sebagiannya aku titipkan di kos teman) aku memiliki aset buku sekitar 8 juta. Dulu, aku yang utang ke sana-sini pernah gak dapat, kini telah bisa memberi pinjaman ke belasan orang, berkali-kali. Sayang beberapanya susah ditagih, ada yang udah hitung 6 bulan, 12 bulan lebih namun belum mengembalikan. Karena ini, aku jadi harus hati-hati meminjami uang ke orang lain.
Yuk, ke cerita yang lain...
Aku sudah tiga tahun lebih berjualan buku di online. Membangun usaha ini penuh dengan perjuangan dan kesabaran. Kini telah menampakkan buah manisnya. Pelanggan semakin banyak, reseller juga cukup banyak. Maka ini sangat mendongkrak penjualan buku. Prestasiku di bidang penjualan buku tentu dilihat oleh beberapa teman dekat. Ada yang terinspirasi, ada yang mengajak sharing, ada yang mengajak kerja sama, ada yang meliput untuk berita. Nurfi, temanku, mewawancariku yang kemudian beritanya dipublish di edupost.co.id. Ilmi, temanku juga, meliputku juga yang beritanya muncul di lpmarena.co.id. Kemudian berita tentang sepak terjangku di bisnis buku dipublikasikan juga oleh 
Brilio.net, Harian Tribun Jogja, Kedaulatan Rakyat, Wajahkota.com, NET TV, DLL. Salah satu efek dari publikasi ini adalah meningkatkan trust ke banyak orang, yang semula hanya calon pelanggan, kini jadi pelanggan, yang semula mau beli buku ke aku banyak pikir, kini langsung take action untuk beli buku. Efek lainnya itu, banyak orang berdatangan untuk “berkawan” denganku. 

Yuk, pindah cerita...

Meski omzet sudah lumyan namun aku belum beli motor (sekalipun motor second). Ada alasannya, namun tak perlu dibahas panjang. Naik sepeda onthel sambil menggendong puluhan Kg buku dalam tas tentu bukan hal yang ringan. Cukup melelahkan, namun aku masih bisa sabar. Hehe. Naik sepeda itu seperti ada nilai-nilai sosial dan spiritual. Dalam perjalanannya, saat gowes sepeda, imajinasi dan inspiarsi berkelebat dengan mudahnya. Saat bersepeda, aku kerap bisa melakukan permenungan-permenungan tentang hidup... Ada dua pengalaman naik sepeda yang paling terkenang dalam benakku. Yaitu saat hujan gerimis, malam hari, aku naik sepeda ke Studio Pro 2 RRI Jogja untuk lomba baca puisi. Dalam perjalanan pedal sempat lepas, aku perbaiki, lalu gowes lagi. Sampai studio. Aku jadi peserta terakhir yang baca puisi. Aku lolos, masuk final. Saat final aku meraih juara 2 (kisah lengkapnya ada di notes FB 21 Desember 2014). Satu lagi pengalaman naik sepeda yang menggetarkan hati(ku), yaitu saat aku berkeliling toko-toko buku, sepedaku mengalami masalah, beberapa kali “nggepok” (bahasa Indonesianya apa yah?). Aku perbaiki, lalu jalan, namun nggepok lagi. Seorang warga di Jalan Pakualaman membantu memperbaiki sepedaku, jadi, terus aku gowes lagi, baru sebentar namun nggepok lagi. Aku perbaiki di bengkel pinggir jalan, jadi, aku gowes lagi, aman cukup lama. Sampai di Taman Pintar masih aman. Sampai Kotabaru masih aman... melewati UKDW, masuk Jalan Kusbini, sepedaku hancur, roda belakang berubah jadi angka 8. Aku tuntun, sampai penjual rongsok aku jual, hanya laku Rp. 15.000 (satu roda yang masih waras aku bawa pulang). Aku jalan kaki sampai halte, naik Trans Jogja, turun di toko sepeda, aku beli sepeda Polygon warna orange seharga Rp. 1,7 juta.

Mari ke cerita yang lebih menarik...

Kini aku semester enam di UIN Suka, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Binis jualan onlineku kini telah memperlihatkan wajah cerah nan sumringah. Indah sekali. Kini aku merekrut dua teman bagian packing, satu teman bagian logistik, dan aku sendiri juga ikut turun di logistik (selain promosi di online). Aku memiliki belasan reseller di berbagai daerah, beberapanya cerdas dalam marketing online sehingga cepat mendatangkan pelanggan yang transfer. Jumlah reseller yang banyak itulah yang membuatku banjir order dan cukup kewalahan. Maka dari itu kini aku sudah meminta bantuan beberapa teman untuk menangani “masalah” ini. Kini, setiap minggunya ada orang yang mau mendaftar jadi reseller, jika diterima semua, tentu aku akan sangat kewalahan. Paling, pembukaan pintu reseller (dan info lengkapnya) hanya aku lakukan 1 atau 2 bulan sekali. Bila nanti sudah “penuh” maka aku tidak membuka lowongan reseller lagi. Bila nanti sudah masuk reseller-reseller baru, aku mensyaratkan pada mereka minimal 1 minggu sekali melakukan 1 transaksi/pembelian buku (jika tidak tercapai, maka akan diganti reseller baru). Ini termasuk syarat yang mudah, meski begitu, bagi pemula mungkin susah. Aku akan membimbing mereka (reseller) yang merasa masih awam di marketing online (khususnya yang produk buku). Aku sendiri sehari bisa menjual 25 buku, kalau aku syartakan reseller laku satu buku dalam satu minggu: pasti bisa lah. Dalam prosesnya mereka (reseller) tentu akan bisa lebih produktif lagi.

Nah, ibaratnya, bulan depan aku memiliki 20 reseller (Maret 2016), misal rata-rata reller 1 hari laku 2 buku, berarti total resellerku dalam sebulan “menyumbang” penjualan sebanyak 1200 eksemplar buku. Aku sendiri “menyumbang” penjualan 750 eksemplar. Berarti total semua penjualan buku yang aku torehkan dalam sebulan adalah sebanyak 1950 eksemplar. Maka target omzet 100 juta per bulan dalam tahun ini, insyaAllah akan tercapai. Aku mesti membangun sistem yang lebih baik lagi, mesti belajar lagi, mesti membina reseller pemula dengan telaten, dan mesti melakukan tindakan-tindakan positif lainnya.

Mari bicara yang lain lagi...

Beberapa resellerku adalah orang-orang keren, orang-orang berprestasi, orang-orang ternama, namun aku kurang enak kalau mau mengekspos mereka. Intinya aku berterima kasih pada mereka. Atas kerja sama ini, omzetku jadi meningkat pesat. Yang lebih penting tentunya, kita bisa mendistribusikan buku-buku bermutu ke berbagai pelosok negeri, bahkan kita juga sampai kirim buku ke Singapura, Taiwan dan Hongkong. Meski dalam tulisan ini aku banyak bicara angka-angka dan omzet, namun sebenarnya jualan buku bukan cari keuntungan belaka, sebagaimana aku mengawali jualan buku ini tanpa berharap pun dapat keuntungan yang berlimpah-limpah. Dulu, puluhan kali, ratusan kali, sampai ribuan kali aku promosi namun hasilnya lebih banyak diabaikan orang: aku tak kecewa, aku tetap istikomah promosi buku. Bagiku, jualan buku adalah salah satu andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Biarlah penulis-penulis cerdas fokus menghasilkan karya yang gemilang, dan aku bagian kerja dalam menyebarkan karya bagus penulis-penulis cerdas itu. Sangat sayang, bila banyak buku bagus hanya teronggkok di toko, tak ada yang menjamah, tak ada yang membaca (tak ada yang membeli).

Mari bicara yang menarik lagi...

Rentang 26 Januari sampai 1 Februari aku telah menjual sebanyak 59 eksemplar novel Hujan karya Tere Liye. Tadi pagi, aku mengirim beberapa paket buku, salah satu tujuannya ke Jawa Timur. Pelangganku ini membeli sekitar 65 buku, saya kasih dua buku bonus. Nilai transaksi darinya seorang sekitar Rp. 4 juta. Aku ucapkan terima kasih sekali untuk pelangganku yang cantik nan baik ini, semoga rezekimu semakin lancar (biar bisa borong buku lagi. hehe). Semoga buku-bukunya bermanfaat.

Mari, bicara yang lain lagi...

Kenapa aku semangat sekali jualan buku? Sebabnya ini passion-ku, ini bidang yang aku kuasai, ini bidang yang telah aku pelajari (nyaris setiap hari) selama tiga tahun lebih. Kenapa aku membuat target omzet yang tinggi? Karena dengan pendapatan yang tinggi itu bisa aku gunakan untuk bayar kuliah dan biaya hidup sehari-hari di tanah rantau, dengan pendapatan itu pula bisa aku alokasikan untuk membiayi sekolah adikku dan membantu orangtua. Sudah wajar aku berusaha mencari penghasilan yang “layak” sebab aku sudah dewasa. Aku tak berharap warisan dari orang tua (karena orang tuaku tak punya banyak harta). Aku bekerja keras demi masa depan. Aku ingin beli tanah dan membangun rumah. Sekali lagi, aku tak berharap warisan orangtua, yang paling aku harapkan dari orangtua adalah doa-doa kebaikan dari mereka.

Kemiskinan keluargaku adalah cambuk bagiku untuk berjuang dan bekerja keras-cerdas-ikhlas-tuntas. Kau tahu? Sudah cukup lama rumah keluargaku dalam keadaan nyaris roboh (kabarnya sekarang sedang direnovasi). Rumahku di kampung adalah rumah yang “bodol”, hanya beralas tanah, dinding bambu, atap belakangnya dari welit. (Aduh, kok aku jadi ngelantur ke sini. Hehe). Tapi, semoga ini jadi cermin buat teman yang lain agar lebih bersyukur... Mungkin ini bisa jadi cermin buat yang lain untuk bisa lebih “berprestasi” dariku, sebab dalam kondisi keterbatasan ini aku sudah sedikit membuat capaian-capaian yang bagus... Pasti teman-teman yang lain punya peluang lebih besar lagi...

Pagi tadi, pukul 08.55 aku jalan kaki menuju halte, menggendong tas yang genduk penuh muatan dan menenteng kardus berisi buku. Aku naik halte, namun bus sudah jalan 60 detik yang lalu. Yah, harus nunggu 20 menit lagi. Aku dapat bus kedua, jalan... Turun di Halte Giwangan aku merasa agak pusing. Lantas aku beli dan minum Tolak Angin. Aku tanya ke Petugas Efisiensi. Katanya bus ke Cilacap berangkat jam 11.00, yang jam 10.00 sudah lewat, aku lihat jam sekarang pukul 10.03. Untuk pemberangkatan berikutnya masih lama. Aku duduk di bangku panjang sambil berpikir-pikir. Aku juga merasa badanku benar-benar kurang fit, kepala agak pusing. Sepertinya aku tak sanggup menempuh perjalanan jauh. “Coba tadi aku tak ketinggalan trans, pasti di sini sampai lebih cepat dan tak menunggu Bus Efisiensi satu jam lamanya. Kalau tak menunggu satu jam, aku mau mudik ke Cilacap sekarang (meski agak pusing), tapi kalau satu jam nunggunya, lebih baik aku tunda dulu mudiknya,” itulah sebagian yang berkecipak di benakku. “Tapi rasanya aku benar-benar kurang sehat. Oya, kemarin kan aku benar-benar kerja keras, dari pagi sampai malam sibuk kirim-ambil-angkut buku. Bahkan malamnya hujan-hujanan tanpa pakai mantel dan payung,” ujarku lagi, dalam gumam. Akhirnya aku mantap untuk menunda mudik (daripada terlunta-lunta di jalan).

Aku butuh istirhat. Dan aku sempatkan mengetik sebuah cerita ini... Semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 2 Februari 2016
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates