RSS

KATALOG BUKU DISKON BESAR

Dear Pelanggan yang baik hati…

Semoga kabarmu sedang baik-baik saja dan semoga hari ini dan esok dapat rezeki yang berlimpah dan berkah. Semoga sebagian rezekinya itu bisa buat beli buku-buku terbaik dengan harga harga yang murah. Hehe.
Pada hari-hari biasa, saya biasa memberikan diskon 10%-20%. Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan DISKON BESAR, yakni 20%-30%. Selain memberikan DISKON BESAR, saya juga akan mencarikan ongkos kirim yang paling murah. Sebagai contoh, kemarin Sabtu (26/12/15), saya kirim paket buku seberat 10 Kg ke Tuban (dari Yogyakarta), ongkos kirim hanya Rp. 55.000, via paket pos. Sabtu kirim, Senin besoknya langsung sampai.
Dalam katalog buku ini tercantum harga normalnya. Misal harga normal novel “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono Rp. 50.000, nanti Anda cukup bayar Rp. 37.500 (Rp 50.000 - 25%). Katalog diurutkan berdasarkan abjad NAMA PENULIS.
Katalog ini memuat buku genre Novel, Sastra, Agama, Motivasi, Binis, Geografi, Komik, dan lain-lain. Harga dalam katalog adalah harga normal. Jika nanti Anda membeli akan mendapat harga dalam katalog dikurangi diskon 20-30%. Penerbit Diva Press, UGM Pres, Qishty Press, Mitra Pustaka, Pustaka Pelajar dapat diskon 25%-30%.
~Harga 49.999 ke bawah diskon 25%
~Harga 50.000 ke atas diskon 30%
Penerbit Gramedia, Republika, Pro U Media, Narasi, Mizan, Serambi, Bentang, Asma Nadia Publishing, dll diskon 20%-25%
~Harga 49.999 ke bawah diskon 20%
~Harga 50.000 ke atas diskon 25%

Catatan: 1. Pembayaran maksimal tanggal 3 Januari 2016
2. Pengiriman mulai tanggal 2 Januari 2016
3. Untuk buku-buku tertentu stok hanya sedikit, nanti kami infokan juga judul-judul buku yang Anda pesan masih tersedia atau tidak.
4. Selain menyampaikan judul-judul buku yang Anda pesan, saya minta dikirimi juga nama, alamat lengkap dan no HP serta Foto Struk bukti transfer.
5. Kontak saya bisa via WA 089615671902 atau BBM 579887DF
6. Ada beberapa judul yang tidak termuat dalam katalog, jadi Anda boleh tanya saja bila mencari judul lain (asal buku baru dan dari penerbit besar kemungkinan stok tersedia)
Salam Indah. J

Silakan lihat sebanyak mungkin buku best seller di katalog ini (diurutkan berdasarkan NAMA PENULIS)
https://excel.office.live.com/x/ExcelView.aspx…

Tag: Buku Murah # Buku Paling Murah # Buku Obral # Buku Best Seller # Buku Bagus # Promo Buku Menarik # Buku Recomended # Buku Terbaik

Penyelenggara event: Rindu Buku (Amin Sahri)

Angka 13 dan Tiket Bioskop

“Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik. Padahal saat itu ia tahu kalau itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. Patah hati!” (Dalam cerpen ‘Berjuta Rasanya’, Tere Liye).
***

Selain pernah membaca buku Berjuta Rasanya, aku juga pernah membaca buku 13 Wasiat Terlarang. Dua buku yang menarik dan berbeda 'aliran'. Selepas itu, aku mulai menepis mitos angka 13 yang dibenci sebagian orang. Angka 13 bisa jadi sebuah keberuntungan, tergantung kita saja yang memaknainya.

Lalu, takdir baik beberapa kali mempertemukanku pada angka 13. Kuliah di UIN Suka itu takdir baikku. Aku ada upaya kuliah di tahun 2012, namun belum berhasil. Ternyata, aku berjodoh dengan UIN Suka pada tahun berikutnya, 2013.

Lalu, semestinya aku ikut event Kampus Fiksi angkatan 14. Entah kenapa, takdir atau skenario Tuhan membuatku masuk ke angkatan 13. 13 yang konon adalah angka sial tak terbukti padaku. Aku malah beruntung. Salah satunya mengenal seorang perempuan multitalenta yang sekaligus ramah dan rendah hati. Kebetulan namanya seperti namamu. Ini bukan berarti aku jatuh cinta padanya. Namun, sekadar kagum dan diam-diam aku belajar padanya. Belajar dari cara dia bersikap. Belajar dari pemikiran dan hal-hal yang melekat padanya. Mungkin dia tidak tahu kalau dia telah membuatku terinspirasi.

Lalu, Selasa kemarin kita nonton film di Sinema 21 Amplaz. Sudah terlambat 13 menitan kita baru antri tiket. Aku menyerahkan sepenuhnya padamu untuk memilih tempat duduk. Lalu kita sepakat memilih sepaket tempat duduk di tengah yang memang masih kosong, strategis pula. Aku duduk di kursi F 14, apakah jodohku di F 13, atau pergi ke mana? Kau duduk di F 13 dengan rileks dan memandang ke depan dengan wajah yang indah.

Kita ketinggalan jalan cerita film sekira 20 menitan. Aku senang berada di sampingmu, lebih senang lagi karena kamu sangat menikmati film ini. Usai nonton, kita jalan pulang sembari bercerita dan berkomentar soal film yang baru selesai kita tonton. "Terima kasih ya, Amri. Filmnya bagus banget. Sangat menginspirasi. Aku gak mau ketinggalan satu adegan pun," ucapmu. Aku mengangguk dan senang melihat senyummu yang mengembang. Itu adalah senyum yang berharga dan bermakna.

Oya, terakhir kita nonton bersama juga di tempat ini, pada dua tahun yang lalu. Aku sebenarnya tipe orang yang tidak terlalu antusias untuk nonton film di bioskop. Kalau aku mau main ke tempat mewah, kadang aku bertanya pada diriku sendiri, "Ayah-ibuku sedang apa yah di rumah? Apakah mereka cemas dan terburu-buru karena ada pekerjaan menjahit yang belum selesai. Adik-adikku sedang apa yah? Apakah mereka punya uang buat beli jajan?".

De, kau tahu kenapa aku mau mentraktirmu nonton film ini? Sebab, aku yakin kau sangat suka film ini sebagaimana dulu kau antusias untuk menonton film "99 Cahaya di Langit Eropa". Aku juga tertarik menyaksikan film ini karena sudah dua kali mengikuti screening-nya di GSP UGM dan Auditorium UNY. Saat di UGM, bahkan aku dapat doorprize novel "Bulan Terbelah di Langit Amerika" dan diajak berfoto bersama penulis dan pemaran utama filmnya. Saat di UNY, aku ikut acara workhshop kepenulisan yang dinarasumberi Hanum Salsabila Rais. Tiket masuk acara tersebut aku diberi gratis oleh Muza. Maka aku merasa 'tega' bila tak sampai menonton film ini. Aku malas bila berangkat nonton sendiri. Aku butuh teman. Selain itu, aku perlu berbagi kebaikan sebab sedari kemarin aku telah dapat banyak 'keberuntungan'. Kenapa tak ajak Muza? Aku lihat dia sedang sibuk. Kapan-kapan lah, kalau memungkinan kita nonton bertiga...


Baca Buku Jelajahi Dunia

Aku meyakini, para pecinta buku sejati, pasti ia memiliki kecerdasan dan hidupnya dihisai dengan keajaiban. Pecinta buku bisa melihat dunia yang luas sebelum ia menjejakkan kaki di negeri-negeri yang beragam budaya.

Pecinta buku selalu punya cara kreatif, semangat yang tinggi dan keoptimisan dalam mengejar cita-citanya. Pecinta buku, adalah from zero to hero.

Seperti satu kawanku ini, sebut saja namanya Ardan. Ia ini pecinta buku sejati. Wajarlah ia cerdas, kuliahnya juga dapat beasiswa. Meski anak desa (katanya), tapi ia punya cita-cita keliling dunia. Bukankah keliling dunia bagian dari membaca ayat-ayat Tuhan? Dalam perjalanannya selalu terdapat pengalaman dan hikmah yang luar biasa, kadang sangat menyentuh hati.

Ia bukan anak orang kaya yang bisa gampang minta uang orangtua. Cita-citanya juga bukan hal yang gampang. Namun ia yakini dan perjuangkan. Ia menabung rupiah demi rupiah. Akhirnya terkumpullah 2,4 juta. Ia terbang dari Jogja. Singgah di Batam, lalu menuju Singapura, Malaysia dan Thailand.

Ia berangkat sendiri dengan keberanian dan tekad yang kuat. Ia siap dihadapai apapun rintangan dan tantangan yang ada di negera-negara baru yang pertama kali ia kunjungi. Banyak pengalaman-pengalaman seru dan menarik yang telah ia kisahkan di wall FB nya.

Yang paling menarik menurutku adalah kisahnya ia saat di Thailand Selatan (Patani). Di sana ia seperti berjumpa dengan saudara-saudaranya sendiri. Orang yang sangat ramah, sangat baik, dan memperlakukan tamu seperti saudara sendiri.

2,4 juta bisa untuk keliling satu minggu ke 3 negara. Sangat keren! Tentu ada trik-trik, "keajaiban" dan pertolongan Tuhan yang turut menyertai dirinya.

Ia bukan orang kaya akan materi, namun ia kaya hati. Ia selalu merasa cukup, merasa bersyukur. Dan dalam kondisi pas-pasan (menurutku) namun ia berani berbagi kepada orang lain. Di sinilah "the miracle of giving" bekerja. Niat baik yang ia canangkan, sedekah yang ia lakukan, pengorbanan dan perjuangan yang ia laksanakan benar-benar menghasilkan buah yang manis. Hal-hal positif itu menarik keajaiban demi keajaiban.

Aku sebenarnya ingin titip dua nama manusia agar ia pampang di luar negeri. Namun aku sungkan, jadilah aku titip nama Rindu Buku. Sebuah pesan universal. Ini menyalami semua manusia yang suka buku. Ini salam untuk semua pecinta buku. Aku yakin para pecinta buku bisa menjelajahi dunia dan menggoreskan sejarah yang indah!

Jogja, 19 November 2015





Rubrik Sungguh-Sungguh Terjadi (Seri Menulis di Media Massa bagian 1)

Sungguh-Sungguh Terjadi (biasa disingkat dan sering disebut SST) adalah salah satu rubrik di Harian Kedaulatan Rakyat. SST merupakan tulisan singkat, sekitar 4-7 kalimat, yang isinya lucu, aneh, nyeleneh, menarik, unik, inspiratif dan nyata.
Berikut ini misalnya:
“Di kantin sekolahku dijual aneka makanan dengan nama-nama lucu dan unik, antara lain: Marmut (Martabak Imut), Tikus (Roti Kukus), Dokar (Donat Bakar), Tikar (Roti Bakar), Nabung (Nasi Bungkus), Nari (Nasi Teri)” (Kiriman dari Shania Putri N, Kelas VIII E MTsN Yogyakarta II. KR, 10 April 2013).
“Banyak pedagang berjualan di pinggir jalan yang tidak konsekuen. Jual roti tawar tapi tidak bisa ditawar. Ada yang tidak bisa mencongak, yaitu tukang foto kilat, ditanya 3 x 4 berapa, jawabnya 1.000.
Pada zaman penjajahan para pedagang ini harus berjarak 5 feet (5 kaki=1,5 meter) dari tepi jalan. Mungkin dari kata lima kaki inilah timbul istilah PKL (Pedagang Kaki Lima). Di New York, USA, disebut Sidewalk Stall.” (Kiriman dari Dr. Warsi, Cilacap. KR, 29 April 2014).
Siapa saja boleh menulis dan mengirimkan karya SST-nya. Penulis SST di KR datang dari berbagai kalangan. Dari anak SD sampai Dosen. Ada juga dari tukang becak, loper koran, guru, dokter, mahasiswa, dll. Meski rubrik kecil dan sederhana, SST memiliki penggemar yang sangat banyak. SST KR memiliki daya pikat yang khas, kadang tulisannya menggelitik, kadang membuat orang jadi mengerutkan kening karena kagum/heran, kadang membuat tersenyum tertawa lepas. Ada pula yang berseloroh, “Tulisan di KR tidak ada yang fakta kecuali satu: Sungguh-Sungguh Terjadi.”
SST  terbit setiap hari. Anda bisa menemuinya di halaman pertama pojok kanan bawah. Senin sampai Sabtu terdapat satu tulisan SST. Khusus hari Minggu, KR menampilkan parade “Sungguh-Sungguh Terjadi dalam Sepekan”, memuat 7-8 tulisan SST. Pada hari Minggu SST berada di halaman satu dan 8 atau 12.
Sepengamatan saya, penulis SST yang paling produktif adalah Dr. Warsi dari Cilacap. Beliau sudah bertahun-tahun menulis SST di KR. Dokter Wildan dari Bantul juga produktif. Bahkan beliau membukukan kumpulan SST-nya yang kebanyakan merupakan pengalaman lucunya ketika berhadapan dengan pasiennya di Rumah Sakit Jiwa. Dosen saya, Dr. Hamdan Daulay juga kerap menulis SST, disamping beliau sering menulis opini ke berbagai surat kabar.
Di bawah ini adalah beberapa contoh SST (lagi):
“Di Banyuwangi ada orang bernama Tuhan, di Madura ada orang bernama Nabi, di Sumatera Utara ada orang bernama Kazib, dan media massa memunculkan orang bernama Syaiton. Sehingga salah satu TV Jakarta sempat mempertemukan Tuhan dengan Syaiton.” (Kiriman dari Dr. Hamdan Daulay, Sleman. KR, 9 September 2015).
“Turis asing (wanita) yang mengerti beberapa patah kata bahasa Jawa naik becak di Malioboro. Ngerti karena terlalu cepat, ia bilang pada Pak Becak, “Alon-alon, Pak.” Eeee, oleh Pak Becak ternyata dibawa ke alun-alun.” (Kiriman dari Zaidin Zaenal, Yogyakarta. KR, 19 Juni 1984).
“Seorang perawat wanita di Bangsal Zaitun RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2, Gamping, DIY, punya nama Inova Noor Evi. Kita semua tahu, mobil (Kijang) Inova adalah salah satu produk pabrik Toyota. Ternyata, jika sedang tugas di bangsal, perawat tersebut justru naik mobil Ayla, produk pabrik Daihatsu. Jadi, tidak matching dengan namanya. Ketika sampai di RS, di tempat parkir, sesaat setelah dia turun dari mobil dan berdiri di samping mobilnya, dengan nada berguarau dia sering diejek teman-temannya: Inova parkir jejer Ayla.” (Kiriman dari dr. Wildan, Bantul. KR, 2 Oktober 2014).
“Seorang PNS warga Godean mengidap asam urat dan gampang capek. Ia sering makan kapsul dari sinshe yang harga per kapsulnya Rp. 75.000. Lama-kelamaan ia penasaran dengan kapsul yang mahal itu, dan suatu ketika kapsul itu dibuka. Ternyata berisi undur-undur yang masih hidup.” (Kiriman dari Fatonah, Sleman. KR, 23 Agustus 2015)

Saya juga pernah menulis SST dan dimuat. Berikut isinya:
Hari Difabel Internasional diperingati setiap tanggal 3 Desember. Istilah difabel di ranah gerakan sosial di Indonesi dipopulerkan Dr Mansyur Fakih. Istilah difabel lahir dari hasil diskusinya dengan Drs Setia Adi Purwanta MPd. Difabel beda dengan cacat. Seorang tuna netra dengan yang tidak, letak perbedaannya terletak pada kemampuan, bukan ketidakmampuan atau kecacatannya. Misalnya, Mansyur Fakih pandai membaca huruf latin, Setia Adi Purwanta juga pandai membaca huruf braile lewat jemarinya. Informasi yang dibacanya sama, hanya cara mereka yang berbeda.” (KR, 3 Desember 2015).
SST karya saya mungkin tidak lucu (faktor besar yang membuat dimuat), namun karena ada unsur inspiratif lah yang membuat redaktur “tertarik”. Saya meyakini SST ini punya peluang dimuat karena saya kirim pada momentum yang tepat. Tiga hari sebelum jatuh 3 Desember telah saya kirimkan naskah SST ke kantor KR. Setiap hari KR menerima naskah SST sekitar 30 dan yang dimuat cuma satu pada hari biasa. Waktu tunggu dimuat atau tidak adalah 3-4 hari. Jika Anda kirim hari Senin, maka cek lah hari Rabu/Kamis, kalau memang SST Anda bagus pasti dimuat. Bila selang 3-4 hari Anda cek koran KR dan SST Anda tidak terbit, berarti SST Anda ditolak alias masih kalah menarik dengan SST orang lain.
Teman saya, Teguh Setiyadi, Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Suka juga produktif menulis SST. Berikut salah satu SST-nya:
Seorang nenek bersama anak dan cucunya membuat heran pengasuh Panti Asuhan BASA Moyudan Sleman, karena si nenek mengaku masih gadis. Tapi setelah si nenek mengisi buku tamu, tertulis nama Gadis Setiyowati. Karena itu semua yakin si nenek benar-benar masih gadis. (KR, 21 Juni 2015).
***
Saya akan berikan beberapa Tips agar SST Anda bisa dimuat. Selain naskah SST yang punya kriteria lucu, unik, aneh, nyeleneh, menarik, inspiratif dan nyata, Anda perlu melakukan hal ini:
1.      Buat SST yang aktual. Contohnya saat media massa ramai memberitakan orang bernama Tuhan, Hamdan Daulay menulis SST yang berkaitan dengan itu.
2.      Sesuaikan dengan momentum. Misal, 3 Desember adalah Hari Difabel Internasional, saya menulis SST tentang Difabel. Misal 17 Agustus Hari Kemerdekaan RI, ya coba Anda tulis SST yang berkaitan dengan momentum tersebut. Dan ingat, usahakan kirimnya tiga hari sebelum Hari H.
3.      Seminggu maksimal kirimnya dua kali. Jika kirim tiap hari, tentu Redaktur KR akan “bosan” dengan Anda. Selain itu, KR tentu ingin memberikan kesempatan pada yang lain.
4.      Kirim pada Senin dan Kamis. Saya jelaskan yang hari Kamis saja. Karena bila kirim Kamis, kemungkinan dimuatnya hari Minggu. Pada hari Minggu KR biasa memuat SST sebanyak 8 . Artinya, peluang dimuatnya lebih besar daripada hari-hari biasa.
5.      Jangan kirim naskah SST saat tanggal merah atau hari libur nasional. Sekalipun hari itu adalah hari Senin atau Kamis. Sebab, saat tanggal merah otomatis Kantor KR pasti tutup. Hehe.
Teknis pengiriman naskah SST bisa kirim via pos (dibubuhi perangko) atau diantar langsung ke kantor KR (kalau diantar sendiri ke kantor, tak perlu dikasih perangko). Alamatnya: Jalan P. Mangkubumi 40-42, Yogyakarta-55232. Di amplop cantumkan juga nama Anda, alamat lengkap (sesuai KTP) dan No. HP.
Jika SST dimuat, Anda akan mendapat honorarium sebesar Rp. 50.000. Honor bisa diambil di kantor KR dengan menunjukkan foto kopi KTP. Kalau tidak diambil, biasanya setelah dua minggu KR mengirim honorarium tersebut lewat wesel pos ke alamat rumah Anda. Atau Anda gunakan alamat kampus atau kos saja agar kiriman wesel itu datang ke alamat kampus/kos.
Naskah SST bisa ditulis/ketik di selembar kertas dan masukkan ke amplop, bisa juga langsung tulis di selembar karu pos (tak perlu pakai amplop). Kartu pos ukurannya sekitar 6 x 8 Cm. Anda dapat memperolehnya dengan beli di kantor pos. Harga berkisar Rp. 200 – Rp. 300 per lembarnya. Namun, saat ini, banyak kantor pos yang sudah tidak menyediakan kartu pos.
***
SST merupakan rubrik yang sangat melegenda di surat kabar Kedaulatan Rakyat.  Posisinya yang berada di halaman pertama membuat tulisan ini dibaca banyak orang. Bila SST Anda dimuat (meski tulisan sederhana dan ringkas), tentu jadi kebanggan tersendiri. Sebab, SST dibaca oleh sekitar satu juta orang. Rubrik yang lain tentu pembacanya tidak sebanyak pembaca SST. Beberapa rubrik lain, selain tulisannya panjang-panjang juga berada di halaman yang kurang strategis, sehingga banyak orang yang melewatkannya.
SST yang menarik bisa membuat banyak pembacanya tersenyum, tertawa, terinspirasi dan tergerak untuk berbuat kebaikan. Silakan Anda menulis SST. Abadikan pengalaman-pengalaman menarik itu dalam tulisan. Jangan biarkan ide-ide bagus yang pernah singgah di otak Anda itu lenyap. Tulislah! Selain bermanfaat bagi diri sendiri juga akan bermanfaat bagi orang lain. Barangkali lewat habits menulis SST, lama-kelamaan ketrampilan menulis Anda semakin terasah. Tak heran, nanti kemampuan Anda bisa meningkat, dari sekadar menulis SST lalu bisa menulis opini atau esai.
Harga eceran koran KR Rp. 3.000. Koran KR terdistribusi di DIY dan Jawa tengah. Anda bisa mengakses KR secara gratis di alamat: epaper.krjogja.com. Epaper-nya biasa update setelah pukul 12.00.
Ada banyak website atau blog yang memajang kumpulan tulisan SST KR. Di bawah ini adalah diantaranya:
krjogja.com/m/liputan-khusus/sst
sst-krjogja.blogspot.co.id
sst-lho.blogspot.co.id
***
Oya, kalau di KR ada SST, di koran Merapi ada TSS (Terjadi Sungguh-Sungguh). Rubrik TSS Merapi tipenya sama persis seperti SST KR. Hanya, waktu tunggunya lebih lama, sekitar 6 Minggu. TTS adanya hari Senin-Sabtu (dulu Minggu ada, tapi sejak awal Desember 2015 Merapi hanya terbit pada Senin sampai Sabtu saja). Honornya lebih kecil dari KR: Rp. 25.000. Alamat kirimnya juga sama seperti KR: Jalan P. Mangkubumi 40-42, Yogyakarta-55232.
Saya beberapa kali menyuntingkan karya SST dan TSS teman, lalu kirim ke KR dan Merapi. Sebagian besar dimuat. Saya sendiri punya pengalaman, saya tulis, lalu kirim ke TSS Merapi, dan dimuat. Berikut isinya: “Belum lama ini saya ke Singapura. Suatu pagi saya sarapan di rumah makan ‘Minang’. Di tempat tersebut ada poster yang tulisannya membuat orang tersenyum namun sebenarnya bermakna dalam. Yakni: ‘Kalau mau senang rajinlah berusaha. Kalau mau susah duduklah sampai tua.’ Benar juga ya.” (Merapi, 1 November 2015)
***

Jogja, 17 Desember 2015

Artikel ini ditulis oleh Amin Sahri, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates