RSS

Format Pengiriman Data Pelanggan

Format Pengiriman
Data Pelanggan

Kepada pelanggan #RinduBuku, jika Anda telah order sejumlah buku dan sudah transfer, alangkah baiknya Anda kembali mengirimkan data diri penerima paket buku secara lengkap dalam satu chat. Meski dulu-dulu Anda sudah pernah order dan sudah kirim data nama, alamat lengkap dan No. HP namun alangkah baiknya tetap mengirimkan lagi. Tujuannya agar paket Anda lebih cepat diproses, lebih cepat dikirim dan terhindar dari kekeliruan.

Meski oleh saya, data lengkap Anda pernah saya simpan di buku khusus, namun kadang bisa lambat diproses ketika saya sedang di luar base camp #RinduBuku. Kalau Anda kirim ulang data penerima paket buku kan ini jadi lebih mudah. Saya tinggal Copy paste dan kirim ke rekan saya yang sedang berada di base camp #RinduBuku. Sekaligus saya minta tolong dia buat packing dan antar paket ke ekspedisi. Kalau begitu, paket buku Anda bisa lebih mudah dan cepat diproses bukan? (sekalipun saya sedang di luar).

Meskipun Anda pernah kirim data penerima paket buku via BBM, WA & Inbox Facebook, alangkah baiknya jika ada orderan baru, tetap Anda mengirim: Nama, Alamat Lengkap dan No. HP. Sebab, agak repot (bukan berarti saya tidak mau repot lho ya) bila saya scroll lama ke percakapan-percakapan terdahulu. Selain itu, chat-chat di BBM & WA juga saya hapus secara berkala, kalau tidak, tentu HP android saya akan lemot karena memori nyaris habis.

Kepada Reseller #RinduBuku, untuk memudahkan saya dan rekan saya dalam proses pengiriman buku untuk pelangganmu. Sebaiknya kau juga mengirimkan data pelanggan serta judul yang dipesan secara lengkap, rapi, dan diketik dalam satu chat. Contohnya:

1 Bookset Chicken Soup
Via Pos Kilat

Kirim Kepada:
Yuningsih
Jl. Cendrawasih 3, Blok B1 no. 7
RT 05/014
Sukamaju Baru Tapos Depok
(16455)
HP: 0878 8091 2317

Pengirim:
Rumah Buku Makina
Erly Z
0823 8682 5485
=======
Reseller #RinduBuku yang keren-keren orangnya, begitulah format sederhana yang bisa membuat orderan bukumu untuk pelangganmu bisa diproses lebih mudah dan dikirim lebih cepat serta terhindar dari kesalahan-kesalahan packing.


Jika data dari pelangganmu masuk ke chat dalam format yang kurang rapi, maklumi saja. Tinggal kau yang mengeditnya, biar lebih bagus dan cakep (seperti kau :D).

Jika orderan dari pelangganmu kau minta dikirim atas namamu, ya semestinya kau (harus selalu) menuliskan Nama dan No.HP mu dalam satu chat data nama, alamat dan no. HP pelangganmu. Tujuannya ya itu: biar lebih mudah dan cepat diproses. Nanti kan saya tinggal Copy paste dan kirim ke rekan saya yang bagian packing. Selain itu, biar saya tidak bolak-balik mencari menu KONTAK dan mencatat no. HP mu di kertas lalu menyontek lagi yang di kertas buat diketik di HP. Ini tidak efisien, sebab saya gak bisa cepat hapal no.HP mu. Selain itu, Reseller #Rindubuku jumlah sudah ada sekitar 50 orang. Ribet kan kalau menghapalkan no. HP sebanyak itu. Hehe.

Sekian. Salam buku.

Semoga pelanggan dan reseller #RinduBuku senantiasa diberi kesehatan, kebahagian serta rezeki yang berlimpah dan berkah.

Menjaring Pelanggan dari Akun FB Penulis

Sebagian teman di sini pasti sudah tahu cara dapat target market yang "aduhai". Misalnya, kita mau jualan buku "Atlas Wali Songo" karya Agus Sunyoto. Kita bisa "jalan-jalan" dulu ke Akun FB nya penulis buku tersebut. Kita add orang-orang yang pada rajin komentar di statusnya beliau.
Kita coba jalin interaksi yang "aduhai" dengan orang-orang tersebut. Misalnya, rajin like status mereka, lalu komentari statusnya, sapa via inbox atau ucapkan "terima kasih" karena sudah konfirmasi pertemanan.
Misal sewaktu-waktu kita upload promosi bukunya Agus Sunyoto (dan kebetulan promosinya muncul di berandanya "si target market"), kemungkinan mereka akan tanya-tanya/pesan kepada kita. Kemungkian juga mereka akan menghubungi kita lagi, jika mereka butuh buku-buku yang lain.
Agus Sunyoto pun punya beberapa buku best seller lain seperti "Sastra Jendra Hayuningrat", "Suluk Abdul Jalil" (jilid 1-7). Orang-orang yang membaca buku-bukunya Agus Sunyoto, tentu sebagian besar dari kalangan pesantren. Kalau kita mau melesatkan jumlah penjualan, kita coba juga tawarkan ke anak-anak pesantren yang hobi baca buku. Atau gak, kita minta tolong dia buat bantu promosikan jualan kita. Aku juga sudah minta tolong teman-temanku yang pesantren buat BC-kan materi promosiku.
Kemarin aku juga dapat 3 pelanggan dari pesantren Krapyak Yogyakarta. Pelanggan kesatu beli 1 eksemplar, pelanggan kedua cuma 1 eksemplar dan akan COD, pelanggan ketiga beli 7 eksemplar (dan akan dijual lagi olehnya).

Menjaring Pelanggan Buku dari Fan Page Penulis

Salah satu penulis favorit saya Ippho Santosa. Menurut saya bukunya bagus-bagus. Hampir semua buku Ippho Santosa sudah saya baca tuntas. Waktu awal jualan buku, saya juga sering mempromosikan karya-karya Ippho Santosa.
Buku-buku Ippho banyak yang best seller. Masterpiece-nya "7 Keajaiban Rezeki".
Itu, likers-nya ada 650.000 lebih.
Jika sahabat mau jualan buku-buku karya Ippho Santosa dengan hasil yang efektif dan berpotensi laris, bisa lewat beberapa cara.
Salah satunya like Fan Page "Ippho Santosa & Tim Khalifah". Di FP itu sudah ada likers lebih dari setengah Juta. Misal 1% nya bisa jadi pelanggan bukumu, berarti kamu bisa punya pelanggan buku sebanyak 5.000 orang.
Kerap saya membaca postingan dari FP itu di beranda. Kadang saya jumpai ada yang komentar bilang, semisal "kalau mau beli buku nya Pak Ippho Di mana yah?".
Dan kali ini saya kebetulan menemukan postingan FP "Ippho Santosa & Tim Khilafah" sedang promo DVD. Yang komentar minat beli lumayan banyak. Berarti mereka suka dengan tulisan-tulisan Ippho. Mereka juga suka/pernah ikut seminarnya beliau. Berarti juga mereka punya uang. Punya daya beli. Nah, orang-orang ini cobalah di add friend. Mereka adalah target market yang potensial. Mereka adalah orang yang butuh produk dan punya daya beli.

 Dan teman yang punya buku atau punya relasi buku, bisa membantu diantara mereka yang 'kebetulan' sedang mencari buku-buku karya Ippho Santosa.

Nah, orang yang komentar itu, harus kamu add, buat menjarring pelanggan.

Tips Banjir Order Buku Modal BBM .


Tips Banjir Order Buku Modal BBM
.
.
.
.
.
1. Perbanyak Kontak BBM, terutama kontak BBM-nya orang yang suka baca buku.
2. Dan lain-lain
3. Bersambung...
***
No.1 agar kita dapat banjir order lewat BBM ya kita harus punya kontak BBM yang banyak. Kan percuma kalau punya materi iklan yang sangat menarik tapi kontak BBM-mu cuma 19 biji. Kalau kamu Broadcast yang lihat cuma 19 orang tadi, sedikit banget Bro!. Coba kontak BBM-mu ada 900, atau 1.000, atau 2.000, atau 5.000, kan lumayan, tuh. Gurih!
Sepertinya ada 99 (sembilan puluh sembilan) cara agar kita punya banyak kontak BBM orang yang sesuai dengan target market kita. Namun, akan saya beberkan beberapa dulu saja...
1) Invite lah Pin BBM teman-teman dekatmu. Saat masuk kuliah, sambil nunggu masuk kelas, bukalah HP android-mu. Lalu mintai pin-pin BBM teman untuk di-invite olehmu. Saat kumpul organisasi, sempatkan untuk nge-invite pin-pin BBM teman yang sedang ikut kumpul.
2) Saat ikut seminar, berkenalanlah dengan teman-teman (baru) yang duduk di samping kanan kirimu. Ngobrol dulu sewajarnya, lalu mintalah pin-nya dia. Bilang untuk nambah relasi, siapa tahu bisa saling tukar informasi.
3) Rajin ikuti acara bedah buku. Jika di pamflet tertera No.WA dan pin BBM panitia, maka di invite saja. Biasanya panitia juga suka baca buku dan punya banyak relasi. Jika sudah di ruang acara bedah buku, invite lagi pin teman-teman yang duduk di dekat/sebelahmu. Yap, sampai di sini, Anda berhasil menjaring banyak orang yang 100% sesuai dengan target market.
4) Jadilah panitia bedah buku. Tawarkan diri Anda jadi orang yang mendata peserta. Syarat daftar, diarahkanlah untuk daftar via BBM. Misal yang daftar bedah 300 orang, kan asyik. Kamu gak perlu invite satu-satu target market. Malahan kamu diberondong invite oleh sasaran empuk.
4) Seminggu atau dua minggu sekali, minta teman dekatmu yang suka baca buku buat mempromosikan pin mu (alias mem-BC-kan pin mu buat di invite oleh banyak orang). Minta promosikan ke orang yang suka buku ini alasannya karena temannya dia pasti juga banyak yang suka baca buku. Maklum lah, orang suka 'berkumpul' dengan orang-orang yang hobinya sama.
5) Buat promo yang spektakuler secara berkala. Misal, "Buku A diskon 30%, syaratnya BC iklan ini ke semua kontakmu, termasuk saya." Model ini pernah saya praktekkan saat promo novel Ayat-Ayat Cinta 2. Alhasil, saya bisa menjual lebih dari 100 eksemplar dan di-invite banyak orang yang 100% suka buku (asyik kan dapat banyak target market yang tepat sasaran sekaligus menghasilkan banyak closing!)
6) Broadcast Informasi bermanfaat dan Tulisan Inspirasi. Di akhir tulisan di cantumkan pin mu. Jika nanti teman-teman ikut BC tulisan bagusmu, kemungkinan nanti pin mu akan di invite oleh orang-orang baru yang suka baca tulisan bagus (ataupun buku bagus).
7) Buat Kuis atau kasih Bonus yang salah satu syaratnya adalah invite pin BBM mu.
Nah, mungkin ada 92 cari lagi buat memperbanyak kontak BBM yang sesuai dengan target market, namun segitu dulu ya.
Coba dipraktekkan ya? Semoga setelah praktek beberapa jurus ini, semoga omzetmu bulan ini meningkat 200%. Aamiin.

Cara dapat banyak teman yang sesuai target market

Cara dapat banyak teman yang sesuai target market

Berapakah teman FB-mu? 1.000? 2.000? Nah, kalau baru segitu, kamu mesti nambah-nambah teman biar makin banyak orang yang berpotensi beli buku ke kamu. Tambahkan lah teman sampai 5.000. Namun jangan asal nambah. Harus tambahkan teman-teman yang punya pasion sama denganmu. Atau pilih-pilih teman yang sesui dengan target marketmu. Misal kamu punya produk buku. Add-lah Orang-Orang yang suka baca buku. Kita bisa menemui mereka di grup-grup jual beli buku, grup kepenulisan, fan page penulis ternama dan lewat jalur lainnya.

"Toko Asma Nadia" adalah salah satu grup FB yang banyak "penggila buku"-nya. Jika ada member grup posting dan komentar yang menunjukkan antusiasme terhadap buku: maka add-lah. Lalu, like-lah status-status mereka, kasih like yang banyak. Komentari juga status mereka. Tujuannya, agar mereka balik memberi perhatian pada kamu. Lalu mereka konfirmasi pertemanan. Jika sudah berteman, secara otomatis postingan/update-an promo bukumu akan sering muncul di beranda si teman baru tadi.

Biasanya orang yang suka buku kan tidak hanya mengoleksi karya satu penulis. Di grup ini, pasti banyak juga yang suka baca-baca buku karya penulis terkenal yang lain. Yang suka buku-bukunya Asma Nadia, kemungkinan besar juga suka bukunya Habiburrahman elshirazy, Andrea Hirata, Tere Liye, Salim A. Fillah, DLL.
***

Selain cari target market via grup-grup yang FB yang relevan, kita bisa juga dengan meng-add akun-akun nya para penulis buku. Selepas itu, kita add teman-temannya para penulis buku itu. Hal ini telah sering saya lakukan. Salah satu contohnya, aku meng-add Akun Fb penulis Arafat Nur.


Arafat Nur termasuk novelis yang karya-karyanya best seller. Dia punya judul; Lampuki (novel pemenang DKJ 2010), Burung Terbang Di Kelam Malam (sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris), Tempat Paling Sunyi, Dan Lain-lain. Saat Arafat update status atau posting foto bukunya, biasanya ada teman-teman Fb nya yang komentar: aku ingin beli bukunya, bagaimana caranya? Jika kebetulan saat online facebook saya melihat komentar-komentar itu, maka saya add orang itu. Saya sapa dia via inbox dan saya tawarkan buku yang dia cari. ***

Ketentuan Bagi Reseller Reguler

Prolog

Sebisa mungkin saya coba membantu reseller dalam memudahkan pemasaran buku-buku. Agar penjualan buku lancar dan produktif, saya sarankan reseller untuk fokus menjual buku bagus yang "baru", "laris", "populer", "karya penulis besar", dan "dari penerbit besar/mayor/ternama".

Sejauh ini, genre buku yang paling laris adalah "novel". Sementara itu, genre buku yang keuntungannya paling besar adalah "buku kuliah" (pasarnya juga luas, dan relatif masih jarang yang menggarap). Ada banyak sekali penerbit yang menerbitkan buku-buku kuliah. Diantaranya Pustaka Pelajar dan Diva Press Group, khusus dua penerbit ini saya memberi diskon untuk reseller reguler 25-30%. Jika ada request judul buku dari pelanggan, sebaiknya reseller lebih dulu menyusun identitas bukunya secara lengkap, meliputi: "judul", "penulis", dan "penerbit" (agar memudahkan cek stok dan harganya).

Point Penting

Dulu saya pernah membuat keputusan untuk reseller, minimal dalam 10 hari mesti melakuan transaksi pengambilan sejumlah 5 buku (minimal). Namun, tidak berjalan. Sebab, repot juga bila saya menagih atau "ngoprak-ngoprak" para reseller.

Saya melakukan evaluasi lagi dan saya membuat keputusan sebgai berikut.

1. Dalam sebulan, "reseller reguler" harus mampu menjual minimal 15 buku. Jika tidak mampu menjual 15 buku dalam sebulan, maka pada bulan berikutnya posisinya dia turun menjadi "reseller freelance".
2. Reseller Reguler memperoleh harga yang sesuai tertera dalam list yang sering saya posting di grup ini. Sementara reseller freelance memperoleh harga lebih tinggi Rp. 1.000 sampai Rp. 2.000 dari harga reseller reguler.
3. Reseller yang belum bisa mencapai/mempertahankan posisi "reseller reguler" tidak lantas saya keluarkan dari grup "Reseller Rindu Buku". Namun jika ia terlihat jarang melakukan transaksi, boleh jadi posisinya di grup ini akan saya ganti dulu dengan reseller baru (karena nyaris setiap pekan selalu ada beberapa orang baru yang ingin daftar jadi reseller).
4. Status reseller freelance akan kembali naik ke reseller reguler bila dalam masa satu bulan dia mampu menjual 30 buku (bulan selanjutnya minimal mampu jual 15 buku, jika tidak sampai 15 buku, dia akan kembali menjadi reseller freelance dan mesti berjuang lagi menjual sampai 30 buku jika ingin naik level lagi).
5. Jika reseller ingin selalu aman menempati posisi reseller reguler, saya memberi tawaran agar reseller kulakan beberapa buku "laris" untuk menggenapi target 15 buku per bulan. Misal sudah hari ke 29 namun reseller baru menjual 10 buku. Agar bulan depan posinya tidak turun ke reseller freelance, lebih baik dia kulakan 5 buku laris untuk stok (yakinlah, besok pasti laku semua, gak bakal rugi).

Keputusan ini berlaku mulai 15 Juli 2016.


Ttd

Amin Sahri

Update Ongkos Kirim (Ongkir)

Soal jasa ekspedisi, saya lebih sering menggunakan Pos Indonesia dan JNE. Sebab, agen 2 ekspedisi ini lah yang lokasinya paling dekat dengan tempat saya.

Kini saya membersamai 50-an reseller reguler dan reseller freelance. Pertanyaan ongkir sering muncul. Agar lebih praktis (dan saya tidak kewalahan), disarankan agar reseller cek ongkir sendiri lewat website cektarif.com atau download aplikasi "Raja Ongkir".

Biasanya 3 buku dengan tebal standar (300-an halaman) beratnya 1 kg. Perihal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan yaitu jika pelanggan cuma beli 1 buku dan berat buku itu 500 gram/kurang, maka lebih baik dikirim via Pos (lebih murah dari ongkir 1 Kg, namun jika via JNE tetap dihitung ongkir 1 Kg). Jika pelanggan beli 4 buku berat 1200 gram, kadangkala lebih hemat jika dikirim via JNE (masih tetap dihitung ongkir 1 Kg, namun jika via Pos masuk kategori Ongkir 1500 gram).

Jenis layanan pengiriman via Pos yang paling sering saya gunakan adalah Pos Kilat. Jika pelanggan request kirim via layanan Pos Express, maka ia harus transfer dan konfirmasi transfer maksimal pukul 11.00 (namun, jika yang dipesan merupakan buku langka atau buku yang dapatnya susah/lama, maka baru bisa kirim via Pos Express-nya pada esok hari). Pengiriman "paling menguntungkan" pelanggan (sangat hemat) bisa terjadi jika pelanggan membeli buku dalam jumlah banyak (minimal total berat buku 2100 gram), ongkirnya bisa lebih murah sampai 70% dibanding Pos Kilat.

Jika pelanggan lebih suka jasa pengiriman JNE, saya mengarahkannya dikirim via layanan JNE Reg (khusus pulau Jawa). Jika pelanggan luar Jawa, saya memberikan pilihan via JNE Reg atau via JNE Oke. Jika pelanggan minta dikirim via JNE YES (Yakin Esok Sampai) maka ia harus transfer dan konfirmasi transfer maksimal pukul 15.00.

Tarif ongkir Pos ada PPN-nya. Jadi tarif yang muncul di cektarif.com atau "Raja Ongkir" itu belum tarif ongkir sebenarnya. Jadi silakan, nanti teman reseller tinggal menambahkan Rp. 500. Saya membuat kebijakan range tarif Rp. 10.000 - Rp. 29.500 itu ditambah Rp. 500. Untuk tarif dalam Range Rp. 30.000 - Rp. 49.500 saya yang menanggung PPN-nya, jadi nanti reseller menginformasikan ke pelanggan tarifnya sesuai yang muncul di cektarif.com atau "Raja Ongkir". Khusus kiriman ke luar Jawa yang tarif per Kg senilai Rp. 50.000 atau lebih, saya memberikan subsidi ongkir 10% jika pelanggan membeli buku minimal 3 eksemplar. Jika pelanggan luar Jawa minta dikrim via JNE Reg dan tarif per Kg nya Rp. 60.000 atau lebih saya berikan subsidi ongkir 10%, minimal pembelian 3 eksemplar (subsidi ongkir 10% tidak berlaku jika di kirim via JNE Oke atau JNE YES). Untuk pengiriman via Pos Express atau Pos Biasa nanti ada penambahan tarif Rp. 2000.

(Bersambung, pembahasan ongkir via Wahana dan NCS)

Update Ongkos Kirim (Ongkir)

Soal jasa ekspedisi, saya lebih sering menggunakan Pos Indonesia dan JNE. Sebab, agen 2 ekspedisi ini lah yang lokasinya paling dekat dengan tempat saya.

Kini saya membersamai 50-an reseller reguler dan reseller freelance. Pertanyaan ongkir sering muncul. Agar lebih praktis (dan saya tidak kewalahan), disarankan agar reseller cek ongkir sendiri lewat website cektarif.com atau download aplikasi "Raja Ongkir".

Biasanya 3 buku dengan tebal standar (300-an halaman) beratnya 1 kg. Perihal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan yaitu jika pelanggan cuma beli 1 buku dan berat buku itu 500 gram/kurang, maka lebih baik dikirim via Pos (lebih murah dari ongkir 1 Kg, namun jika via JNE tetap dihitung ongkir 1 Kg). Jika pelanggan beli 4 buku berat 1200 gram, kadangkala lebih hemat jika dikirim via JNE (masih tetap dihitung ongkir 1 Kg, namun jika via Pos masuk kategori Ongkir 1500 gram).

Jenis layanan pengiriman via Pos yang paling sering saya gunakan adalah Pos Kilat. Jika pelanggan request kirim via layanan Pos Express, maka ia harus transfer dan konfirmasi transfer maksimal pukul 11.00 (namun, jika yang dipesan merupakan buku langka atau buku yang dapatnya susah/lama, maka baru bisa kirim via Pos Express-nya pada esok hari). Pengiriman "paling menguntungkan" pelanggan (sangat hemat) bisa terjadi jika pelanggan membeli buku dalam jumlah banyak (minimal total berat buku 2100 gram), ongkirnya bisa lebih murah sampai 70% dibanding Pos Kilat.

Jika pelanggan lebih suka jasa pengiriman JNE, saya mengarahkannya dikirim via layanan JNE Reg (khusus pulau Jawa). Jika pelanggan luar Jawa, saya memberikan pilihan via JNE Reg atau via JNE Oke. Jika pelanggan minta dikirim via JNE YES (Yakin Esok Sampai) maka ia harus transfer dan konfirmasi transfer maksimal pukul 15.00.

Tarif ongkir Pos ada PPN-nya. Jadi tarif yang muncul di cektarif.com atau "Raja Ongkir" itu belum tarif ongkir sebenarnya. Jadi silakan, nanti teman reseller tinggal menambahkan Rp. 500. Saya membuat kebijakan range tarif Rp. 10.000 - Rp. 29.500 itu ditambah Rp. 500. Untuk tarif dalam Range Rp. 30.000 - Rp. 49.500 saya yang menanggung PPN-nya, jadi nanti reseller menginformasikan ke pelanggan tarifnya sesuai yang muncul di cektarif.com atau "Raja Ongkir". Khusus kiriman ke luar Jawa yang tarif per Kg senilai Rp. 50.000 atau lebih, saya memberikan subsidi ongkir 10% jika pelanggan membeli buku minimal 3 eksemplar. Jika pelanggan luar Jawa minta dikrim via JNE Reg dan tarif per Kg nya Rp. 60.000 atau lebih saya berikan subsidi ongkir 10%, minimal pembelian 3 eksemplar (subsidi ongkir 10% tidak berlaku jika di kirim via JNE Oke atau JNE YES). Untuk pengiriman via Pos Express atau Pos Biasa nanti ada penambahan tarif Rp. 2000.

(Bersambung, pembahasan ongkir via Wahana dan NCS)

Kuliah Sambil Bisnis (Online)

Kuliah Sambil Bisnis (Online)

Aku bukan anak orang kaya tapi aku sangat ingin kuliah. Dengan kuliah aku yakin kelak masa depanku akan cerah. Untuk bisa kuliah dan survive di kota tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Orangtuaku yang nyaris tiap hari ditagih utang tentu akan semakin keberatan bila memikirkan dan ikut membayar biaya kuliahku. Aku sangat paham dan sadar. Aku sudah besar; sudah dewasa. Aku harus mandiri dan bisa cari uang sendiri.

Bagi mahasiswa dari keluarga miskin (sepertiku, yang sama sekali tidak dapat kiriman uang dari orangtua) jika ingin bertahan kuliah dari awal sampai akhir, ia bisa menempuh banyak alternatif cara. Saat ini aku sebutkan dua alternatif cara saja. Pertama, ia mesti dapat beasiswa (dengan cara yang 'fair'). Salah satunya beasiswa Bidikmisi (dan masih banyak jenis beasiswa yang lain). Bagi mahasiswa penerima beasiswa, ia bisa juga menambah penghasilan dengan bekerja part time, misalnya dengan menjadi pengajar les siswa SD/SMP/SMA.

Cara kedua, mahasiswa mesti berbisnis/jualan/berniaga/berdagang. Kata orang bijak, 9 dari 10 pintu rezeki itu lewat jalur berdagang. Nah, saat itu statusku adalah mahasiswa miskin plus bukan penerima beasiswa. Maka untuk bisa survive aku membuat keputusan jualan sebagai jalan mencari rezeki. Aku memutus urat malu dan membuang rasa gengsi. Pernah aku jualan nasi rames, jualan gorengan, jualan kaos kaki dan jualan buku.

Dari bermacam-macam jenis jualan yang telah aku lakukan, ternyata rezekiku mengalir (makin) deras lewat jualan buku. Aku jualan buku (via online) karena aku suka dunia buku (dan tentu suka membaca). Ekspektasi awal jualan buku itu sebagai upaya untuk bertahan hidup. Dan yang paling penting, aku senang menjalaninya. Jadi saat awal jualan buku sepi pembeli aku tak kecewa. Saat sudah berkali-kali promosi namun nyaris tak ada respon, aku tidak frustasi.

Di tengah beberapa kendala dan keterbatasan alat, aku tetap tekun membangun usaha jualan buku. Untuk online, aku mengandalkan HP butut seharga 200-an ribu. Kadang online di warnet, pinjam laptop teman, atau pakai komputer di perpustakaan. Untuk mengambil buku di penerbit/agen/toko, aku memakai sepeda onthel. Nyaris tiap hari mengelilingi Kota Jogja. Bolak-balik ambil buku, kena terik ataupun rintik hujan/gerimis. Jika waktu mepet, banyak kegiatan dan banyak buku yang mesti diambil, baru aku coba pinjam motor teman.

Perjuangan demi perjuangan lama-lama membuahkan hasil manis dan memuaskan. Pelanggan terus bertambah, reseller mulai berdatangan, kepercayaan terus meningkat. Yang semula nyaris aku promosi tiada henti tiap hari (namun respon masih 'memprihatinkan'), kini pelanggan yang seperti terus mengejar-ngejarku. Pesanan buku terus berdatangan, pemesan ada yang dari Jogja, Solo, Semarang, Cilacap, Banda Aceh, Medan, Jakarta, Tangerang, Malang, Surabaya, Pontianak, Makassar, Mataram, Ternate, Jayapura, Dll. Bahkan ada pula yang dari Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Hong Kong, Dll.

Aku bersyukur telah punya ribuan pelanggan (dari penjaringan via Facebook, Instagram, BBM, dan MLM/Marketing Lewat Mulut/Direkomendasikan oleh pelanggan). Selain itu aku juga membersamai 50-an reseller reguler dan reseller freelance. Kondisi sudah seperti ini, hal positif sudah bisa didapat. Di sisi lain, ini juga memunculkan ujian baru. Karena banyak request dan order yang masuk, ini bisa mengurangi waktu untuk garap tugas kuliah, sering lembur kerjaan dan sering telat masuk kuliah.

Sebenarnya aku adalah contoh pebisnis online yang belum sukses dan masih amburadul. Aku paparkan pengalamanku sebagai bahan evaluasi diriku pribadi dan  agar adik-adikku/teman-temanku bisa ikut 'melihat' lalu ia bisa melangkah lebih baik. (Untuk adik-adikku, sebaiknya belajar yang giat, raih nilai dan prestasi terbaik di SMA, biar bisa kuliah dengan beasiswa, sebab orangtuamu sedang tak punya uang untuk menguliahkanmu).

Jika teman-teman adalah mahasiswa yang terjun di dunia bisnis online, entah di bidang buku atau bidang yang lain, lalu kelak bisnis online-nya maju pesat, 'berhati-hatilah'. Ada kemungkinan nanti HP android-mu dihubungi banyak klien di sembarang waktu: pas kuliah, waktu kerja kelompok, sore, malam, dini hari, hari Senin, Jumat, Minggu, dan tanggal hitam ataupun merah. Belum lagi nanti 'diintervensi' banyak klien dengan beragam karakter. Biar bisnis tetap jalan dan kuliah tidak berantakan, maka harus dibuat sistem yang baik, harus dimanajemen dengan baik.

Contoh kasusnya bisnis online buku yang aku tangani ini. Pertama, aku harus gigih dalam membesarkan bisnis online. Setelah bisnis online ini besar dan berkembang pesat, aku harus rajin juga mengedukasi pelanggan. Misalnya diinfokan jam-jam pelayanan, cara order buku, Dll. Aku juga mesti membuat peraturan untuk reseller reguler dan reseller freelance. Aku mesti membuat pedoman kerja, sharing materi, Dll.

Contoh kecil dan teknis yang mesti diterapkan misalnya dengan membuat jadwal layanan pelanggan, misalnya: Senin-Jumat, pukul 09.00 - 20.00. Jika ada pelanggan menghubungi diluar jam tersebut, maka ditangguhkan untuk jam kerja berikutnya. Problem selanjutnya, saat kita sedang diskusi online dengan teman kampus atau kepentingan lainnya, tetiba kita di ping-ping/chat-chat pelanggan, kadang kita jadi merespon pelanggan (makan waktu lagi). Misalnya saat hari Minggu kita ingin rehat, eh ternyata masih banyak pelanggan yang ping-ping/chat-chat, kadang kita jadi merespon dan tidak jadi rehat (padahal dalam seminggu kita perlu libur untuk rehat, atau ikut kegiatan yang menambah 'skill' kita di bidang penting yang lain). Mengatasi problem ini, kita bisa coba dengan memakai 2 HP android. HP 1 khusus untuk bisnis (hubungan dengan pelanggan dan reseller), HP 1 nya lagi khusus privasi (untuk hubungan dengan teman kampus, keluarga, DLL). Biar urusan bisnis tak menggangu kepentingan kuliah dan tak memotong waktu rehat, HP bisnis datanya di off kan dulu, nyalakan saja HP privasi (atau kau bisa mengatur lebih baik lagi, sesuai dengan 'kelebihan' dan 'karakter' mu). Bisnis yang sudah berkembang baik, mesti disolidkan dengan membangun tim. Ajak teman kerja sama. Misalnya, ada teman yang bagian packing, bagian ambil/kirim barang, bagian admin (silakan sesuaikan dengan kebutuhan).

Soal keuangan, kita perlu membuat kategori nomor rekening. Ada rekening bisnis dan rekening tabungan. Jangan sampai bisnis kelihatan laris manis, tapi pemasukan seperti sedikit sekali, seperti tak bisa menabung. Rekening bisnis merupakan arus keluar masuk uang transfer dari pelanggan dan uang untuk kulakan buku. Kita fokuskan untuk kulakan buku yang laris dan cepat laku. Sehingga uang cepat berputar. Kalau kita 'kurang tepat' dan 'kurang cermat' kulakan buku bisa jadi buku itu lakunya lambat dan uang 'membeku'--tidak berkembang, sehingga pemasukannya juga lama (padahal kan kalau cepat bisa untuk modal dan keuntungan lebih besar serta 'terlihat'). Misal kita menabung sebulan 2 juta. Uang tabungan itu jangan sampai di otak-atik, sekalipun ada orang yang mau utang. Orang yang mau utang, kita ambilkan dari dompet kita atau dari rekening bisnis. Biasanya orang yang kelihatan bisnisnya laris juga akan sering didatangi teman, teman itu akan bilang utang. Saya termasuk orang yang tidak tegaan kalau ada orang bilang utang. Tapi imbasnya, ada beberapa teman utang balikinnya lama (padahal kita butuh modal segera untuk memperlancar arus bisnis). Bahkan, ada beberapa teman yang satu-dua tahun lebih belum juga mengembalikan. Kesalahanku waktu itu, aku menarik uang tabungan untuk meminjami teman. Padahal kalau rekening bisnis atau dompet sedang pas-pasan lebih baik jawab belum ada uang/uang lagi buat kulakan buku. Kesalahanku berikutnya, aku tidak konsisten mengisi rekening tabungan jadi penghitungan uang pemasukan per bulannya jadi buyar, uang hasil dagangan seperti entah pada lari ke mana. Oya, sejauh pengalamanku, pelanggan paling banyak memakai rekening BRI. Jadi kita perlu punya rekening BRI. Kadang ada pula pelanggan yang tidak jadi beli karena rekening nya berbeda dengan kita. Maka kita perlu juga buka rekening (bisnis) yang lain, misalnya BNI, BCA, atau Mandiri.

Faktor kemajuan teknologi dan life style belanja online masyarakat yang semakin booming membuat kita berpeluang mendulang semakin banyak pundi-pundi rupiah. Hasil transaksi-transaksi yang masuk ke rekening dan dompet kita, sebaiknya dicatat. Agar kita tahu berapa omzet kita dalam sebulan berapa rupiah. Ya memang, untuk tahu omzet per bulan itu hal yang cukup sepele, tapi menggarapnya perlu telaten (aku juga sedang belajar/berusaha). Omzet bulanan itu bisa dijadikan alat ukur dan evaluasi. Misal bulan ini omzet sedang turun, kita cari tahu penyebabnya apa dan 'kesalahannya' apa dan bagaimana cara menanggulanginya untuk ke depannya. Misal bulan depan mau menargetkan omzet naik 20%, kita bisa rancang strategi dan mengaplikasikannya. Ketika sudah genap satu bulan, kita ukur tingkat keberhasilannya, dan perbaiki lagi polanya.

Bisnis online kemajuannya bisa sangat pesat. Asal kita selalu belajar dan meng-upgrade ilmu kita. Salah satunya ilmu marketing online. Kita bisa belajar lewat buku, teman, pakar, forum diskusi/seminar/workshop, Dll. Jangan lupa pula, perluas jaringan kita. Salah satu faktor yang membuat orang beli ke kita itu karena "mereka kenal kita" atau "mereka (hanya) mau membeli kepada orang yang dikenal (baik) olehnya." Jadi, perbanyaklah temanmu, berkenalanlah dengan orang-orang baru, itu akan menambah dan melipatgandakan rezekimu.

***

--Amin Sahri, pemilik Akun FB Amin Sahri dan IG @rindu_buku. Mahasiswa KPI UIN Suka Yogyakarta semester 7. Untuk korespondensi bisa kirim email ke amriops@gmail.com. Pin BBM: 579887DF.
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates