RSS

List Karya Djenar Maesa Ayu

List Karya Djenar Maesa Ayu
1. Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek, 48.000 >> 41.000
2. Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu, 50.000 >> 43.000
3. Mereka Bilang Saya Monyet, 50.000 >> 43.000
4. Nayla 55.000 >> 47.000
5. Saia, 60.000 >> 51.000

Lis Karya Hanum Salsabila Rais

List Karya Hanum Salsabila Rais

99 Cahaya di Langit Eropa 69.000 >> 59.000
Bulan Terbelah Di Langit Amerika 85.000 >> 72.000
The Faith and The City 60.000 >> 51.000
Berjalan Di Atas Cahaya 50.0000 >> 43.000

*angka kanan harga reseller

SYARAT JADI RESELLER #RinduBuku (Update)



KEUNTUNGAN BERGABUNG MENJADI RESELLER #RinduBuku
1.      Nyaris tanpa modal. Yang paling utama modal paket data atau koneksi ke wi-fi buat online.
2.      Kerja mudah dan nyaris tanpa resiko. Tidak perlu menyetok barang, tidak repot ambil-packing-kirim barang (kami yang mengerjakannya).
3.      Dapat penghasilan jutaan (jika serius) dan dapat pahala (jika diniati ibadah).
4.      Dapat pengalaman berharga, relasi yang luas dan turut andil mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara menyalurkan buku-buku bermutu ke berbagai daerah.
5.      Dibimbing/diberi materi agar skill jualan meningkat dan omzet makin melesat.
6.      Mendapat materi tentang meningkatkan penjualan buku dan bisa sharing/diskusi dengan reseller-reseller yang lain di Grup FB yang saya kelola.
7.      Diberi bonus-bonus secara berkala (bonus bisa buku, pulsa, dan lain-lain).
8.      Jika dalam 6 (enam) bulan reseller mampu mengumpulkan 1000 poin, akan diberi hadiah langsung uang tunai Rp. 1 juta.
9.      Jika dalam 12 (dua belas) bulan mampu mengumpulkan 3.000 poin, akan diberi hadiah langsung tour ke salah satu negara ASEAN (Singapura atau Malaysia, nanti saya yang tentukan).

Keterangan:
a)      buku yang harga banderol minimal Rp. 45.000 dinilai 1 poin.
b)      buku yang harga banderol minimal Rp. 90.000 dinilai 2 poin.
c)      buku yang harga banderol minimal Rp. 135.000 dinilai 3 poin.
d)     buku yang harga banderol dibawah Rp. 45.000 tidak mendapat poin.
e)      misal saat bulan ke enam reseller sudah dapat 1.000 poin, maka ia dapat hadiah langsung uang tunai Rp. 1 juta. Ketika hadiah uang tunai Rp. 1 juta sudah diberikan, 1.000 poin yang sudah dikumpulkan tidak otomatis hilang/hangus. Reseller hanya perlu mengumpulkan/menambah 2.000 poin lagi (sampai bulan keduabelas) agar bisa hadiah langsung tour ke salah satu negara ASEAN. Jika cuma mampu menambah 1000 poin atau kurang dari 2.000 poin, maka reseller tak dapat hadiah tour ke luar negeri, namun reseller akan dapat tambahan hadiah uang tunai lagi sejumlah Rp. 1 juta.
f)       jika sampai bulan keenam reseller tidak bisa mengumpulkan 1.000 poin, maka tidak mendapat hadiah uang tunai sama sekali.
g)      hadiah-hadiah uang tuani Rp. 1 juta dan tour ke luar negeri ini hanya saya berikan kepada reseller yang mendaftar pada periode ini (Juni 2016).


SYARAT JADI RESELLER #RinduBuku
1.      Kirim data diri Anda, meliputi; a) nama, b) jurusan kuliah, c) asal kampus, d) alamat kos/asrama/pondok, e) alamat rumah, f) No. HP
2.      Infokan akun media sosial milik Anda dan berapa jumlah teman/follower/kontaknya (urutan berdasarkan akun medsos yang PALING SERING DIPAKAI. Contoh: 1. Fb/Amin Sahri/4.990, 2. BBM/579887DF/1.200, 3. WA/089615671902/500, 4. IG/2.200, 5. Twitter/@bocah_pejuang/200, dst).
3.      Sebutkan 10 nama penulis yang karyanya sangat bagus dan pernah Anda.
4.      Dalam satu bulan, minimal harus mampu jual 30 buku di bulan pertama, bulan kedua dan seterunya target penjualan minimal 20 eksemplar. Nanti reseller akan dibimbing agar jualannya laris. Saat ini, sekitar 85% reseller saya mampu melampui target laku 30 buku per bulan dan sebagiannya mampu jual sekitar 100 buku per bulan.
5.      Sejak resmi bergabung, maka reseller mesti berkomitmen menjalankan kerja sama minimal selama 1 (satu) bulan.
6.      Membayar biaya bimbingan reseller baru sejumlah Rp. 100.000 ke BRI 175301000377534 atau BNI 0354425001 atas nama Amin Sahri. Biaya bimbingan akan DIKEMBALIKAN 100% jika reseller mampu jual minimal 30 buku dalam 1 (satu) bulan.
7.      Butir-butir intruksi dari point 1 sampai 6 ditunggu respon/jawabannya paling lambat tanggal 15.

PANDUAN BAGI RESELLER #RinduBuku
1.      Pada waktu normal, jam layanan pelanggan/reseller mulai pukul 09.00 – 21.00. Jika ada orderan atau pertanyaan buku di atas pukul 20.00, maka akan direspon/diproses keesokan harinya. Jika ada orderan/pertanyaan seputar buku sebelum pukul 09.00, sebagiannya akan saya jawab setelah pukul 09.00, sebagiannya akan langsung dijawab jika memang saya sedang luang dan ‘mampu’.
2.      Jam layanan pelanggan/reseller akan menyesuaikan situasi jika ada hal-hal tertentu. Misalnya saat bulan puasa, saat saya sedang KKN, saat saya sedang banyak tugas magang, sedang acara di luar kota, dan lain-lain.
3.      Jam layanan pukul 09.00 – 20.00 berlaku hari Senin - Jumat. Hari Sabtu jam layanan sampai pukul 13.00. Hari Minggu layanan/reseller LIBUR. Jadi saat-saat jam off layanan, maka pelanggan/reseller harap maklum bila chat-chatnya tidak/belum dijawab (meski kadang sudah di-read).
4.      Saya akan memberikan beberapa katalog buku dalam bentuk file via inbox FB/email. Saya juga akan sering share foto dan harga-harga buku di Grup FB (Reseller Rindu Buku).
5.      Diskon untuk reseller sekitar 15%-30%. Tergantung dari penerbit mana. Besaran diskon bisa berubah jika saat barang langka atau saya mengambil barang tersebut dari pihak yang berbeda.
6.      Jasa ekspedisi yang PALING SERING saya gunakan yakni Pos Indonesia dan JNE (karena yang PALING DEKAT dengan tempat saya).  Kadang saya juga memakai ekspedisi Wahana dan NCS.
7.      Untuk cek ongkos kirim (ongkir), reseller bisa download aplikasi “Raja Ongkir” di playstore, bisa juga cek ongkir di cektarif.com. Kota asal kirim dari Yogyakarta.
8.      Layanan utama ekspedisi yang saya gunakan yakni JNE Reg dan Pos Kilat. Jika dalam Jawa saya mengarahkan kirimnya via JNE Reg/Pos Kilat, kalau luar Jawa bisa via JNE Oke/layanan yang lain. Jika pelanggan minta kirim via Pos Express maka pelanggan harus transfer dan konfirmasi sebelum jam 11 Pagi (dan menyesuaikan judul buku yang dipesan, jika buku langka/buku tidak populer, akan saya konfirmasikan bisa kirim via Pos Express atau tidak, sebab kadang proses/alur ambil/pengadaan barangnya juga agak lama). Jika pelanggan minta dikirim via JNE YES (Yakin Esok Sampai) maka harus transfer dan konfirmasi sebelum jam 3 sore (dan menyesuaikan judul buku yang dia pesan).
9.      Secara umum, ongkir ekspedisi itu dihitung per Kg. 1 (satu) Kg biasanya muat 3 buku tebal standar (300-an halaman, kertas bookpapaer). Yang beda itu varian ongkir via Pos Indonesia, ada kategori ongkir per 100 gram, 200 gram, 500 gram, 1000 gram, 1500 gram. Secara garis besar, ongkir Pos Indonesia lebih murah dari JNE, namun untuk tujuan beberapa kota besar, bisa lebih murah JNE daripada Pos Indonesia. Yang perlu diperhatikan juga, berat 1300 gram, oleh JNE masih dihitung ongkir 1 Kg, berat 2300 gram masih dihitung ongkir 2 Kg (beda dengan sistem Pos Indonesia dan ekspedisi yang lain).
10.  Saya menyarankan kepada reseller untuk lebih intens menjual/mempromosikan buku-buku baru yang laris, best seller dan dari penulis ternama.
11.  Jika kita terjun di dunia jual buku online (khususnya via online medsos) biasanya kita akan sering dapat request/dimintakan (calon) pelanggan untuk menginfokan stok dan harga buku-buku yang ‘susah’ dan langka. Untuk memudahkan cek stok dan harga, sebaiknya pelanggan menginfokan identitas buku secara lengkap (judul, penulis, penerbit. Lebih bagus lagi jika diinfokan juga tahun terbit dan kota terbitnya). Jika pelanggan tidak memberikan info identitas buku secara lengkap, maka reseller lah yang mesti mandiri, reseller mesti cek identitas buku via gogling (biasanya yang harganya valid ada di gramedia.com, bukabuku.com, bukukita.com).
12.  Buku dikirim setelah reseller transfer, bukti transfer bisa kirim via inbox FB, BBM, atau WA.
13.  Mekanisme transfer bisa dengan 2 alterantif: a) pelanggan transfer ke reseller, setelah itu reseller transfer ke saya, b) pelanggan langsung transfer ke saya, nanti komisi/jumlah keuntungan dicatat dan bisa diambil kemudian.
14.  Bukti pengiriman atau no.resi seringnya saya ambil malam hari, kadang sore. Jadi no.resi seringnya baru bisa saya berikan ke reseller pada malam hari.
15.  Penjelasan-penjelasan lainnya akan diinfokan sambil jalan....

Semoga mudah dipahami. Sukses buat kita semua!

Kami Nyaris Tak Punya Apa-Apa

Kami Nyaris Tak Punya Apa-Apa

Dulu, aku masuk SD saat usia tujuh tahun. Aku baru masuk sekolah setelah teman-teman kelas 1 sudah masuk satu minggu. Hari pertama berangkat sekolah, aku diantar ayah dengan sepeda, aku membonceng di belakang dengan telanjang kaki. Aku berseragam merah putih yang baru saja selesai di jahit tadi pagi. Aku menggendong tas lungsuran kakakku.

Saat kelas 3, kelasku pernah masuk siang pulang sore—sebab gantian dengan kelas lain, ada bangunan kelas yang sedang direnovasi. Pernah di sebuah pagi, masakan di rumah belum tersaji. Aku berangkat sekolah dengan perut kosong. Sekira jam dua siang, di kursi bagian belakang aku menggeliat. Tanganku memegangi perut yang keroncongan. Aku menahan perih dan merintih pelan. Aku menahan rasa lapar. Saat Pak Guru masih menerangkan pelajaran, tetiba sebuah kata meluncur dari mulutku, “kenchot!” Teman-teman tertawa. Aku malu. Selepas insiden itu, kadang ada seorang teman kelas yang memberiku uang seratus atau dua ratus rupiah—untuk jajan. 

Dalam cerita yang lain, ketika teman-teman dibelikan baju/seragam batik yang biasa dikenakan pada hari Rabu dan Kamis, orangtuaku menjadi yang terakhir membelikan baju batik—setelah beberapa bulan. Meski ayahku penjahit, ternyata itu tak lantas membuatku tiap tahun selalu punya seragam baru. Pernah, selama dua tahun aku memakai celana merah tipis. Beberapa kali celana itu bolong. Bolong lalu ditambal, bolong lagi, ditambal lagi. Pernah teman perempuan mengatakan, “Amin anake tukang jahit, tapi katoke bolong, tambalan thok!”. Aku tidak marah dan meresponnya. Aku hanya melanjutkan aktivitasku dan menanggung malu.

Aku lulus SD tahun 2005 dengan NEM 40,96. Kala itu ranking dua di kelasku 35 koma sekian (kalau tak keliru ingat). Aku kelas 7 SMP sudah memiliki adik enam. Aku masuk ke SMP Negeri di kotaku. Aku tinggal beberapa kali di rumah saudara. Saat SMP saya pernah cari uang jajan dengan bantu-bantu di toko material, pernah jadi joki penerbang burung merpati. Aku pernah juga jualan stiker. Ngamen bersama teman juga pernah aku lakoni. Saat di SMP, aku sempat merasa hampa. Sempat berujar, “kayanya lebih baik aku mondok di pesantren saja, bisa ngaji, meski nantinya sekolah di SMP swasta.”

Aku lulus SMP Tahun 2008. Aku senang. Aku mudik ke kampung halaman. Menikmati libur panjang. Suatu sore saat aku sedang asyik-asyiknya bermain, adikku memanggil, katanya aku disuruh pulang menemui ayah. Aku duduk di di samping ayahku yang sedang menjahit baju pelanggan. Ibu juga ada di rumah, ikut membantu menggarap jahitan. Ayahku mulai bercerita dan memberikan nasihat-nasihat. Sampailah beliau berujar, “Amin, kamu sekolahnya libur dulu satu tahun ya. Adik-adikmu biaya sekolahnya juga banyak banget. Nanti kalau ada rezeki, kamu masuk SMA-nya tahun depan.” Aku hanya mengangguk. Menurut. Agak sedih, tapi aku menerima kenyataan ini.

Saat teman-teman alumni SD dan SMP-ku menikmati masa-masa sekolah di SMA, SMK dan MA, aku menikmati pekerjaan sebagai karyawan toko mainan anak dan assesoris di pasar kecamatan. Gaji bulan pertamaku Rp. 225.000 (dua ratus dua puluh lima ribu rupiah). Kerja dari jam 7 pagi, pulang jam 5 sore. Tiap gajian, yang selalu tergambar di benakku adalah mengalokasikan uang itu untuk membeli buku bacaan. Salah satu buku yang aku beli yaitu buku Persiapan UN SMA IPA 2008.

Setahun berlalu. Aku melanjutkan studi di MAN di kabupatenku. Aku sekolah di sini dengan dibiayi oleh ayah angkat. Saat kelas 11 aku mengambil jurusan IPA. Meski jurusan IPA, aku malah lebih sering membaca sastra. Aku juga sering menulis untuk di kirim ke media massa. Tulisanku seperti puisi, cerpen dan berita pernah dimuat di koran dan majalah. Saat aku lulus, salah satu adik kelasku mengabari kalau salah satu puisiku dijadikan bahan soal Ujian Bahasa Indonesia MA Kabupaten Cilacap.

Lulus dari MAN, aku mendaftar SBMPTN jalur bidikmisi dan tidak lolos. Karena ingin kuliah dengan beasiswa, aku coba daftar Ujian Mandiri jalur Bidikmisi di kampus negeri di Semarang. Sebagian biaya berangkat dari Cilacap ke Semarang diperoleh dari pinjaman seorang guru. Sayang, saat pengumuman, aku masih belum lolos. Aku akhirnya memilih jeda studi dulu satu tahun. Aku langsung aktif mencari pekerjaan. Usiaku telah dewasa. Aku sudah siap mencari uang. Aku tak ingin lagi merepotkan orangtua. 

Setelah beberapa kali mencari pekerjaan ini-itu, mendatangi tempat ini-itu, mendatangi orang ini-itu, akhirnya aku mantap memilih kerja sebagai loper koran. Tiap hari aku masuk ke pasar-pasar, rumah-rumah, toko-toko, kantor-kantor dan tempat keramaian lainnya: menawarkan jualan koran ke sebanyak mungkin orang. Biasanya berangkat meloper jam 7 pagi, pulang jam 2 siang. Ternyata penghasilan jualan koran lumayan. Sebulan bisa dapat sekitar 3 juta. Dari hasil kerja kerasku itu, aku mulai bisa sedikit membantu perekonomian keluarga. Aku ikut urun modal untuk buat warung kecil di rumah kontrakan. Sebagian uang penghasilanku juga dipakai ayah untuk membeli TV bekas. Selama bertahun-tahun keluarga jika mau nonton TV hanya bisa numpang ke rumah tetangga atau saudara. Baru akhir tahun 2012, keluargaku punya TV sendiri. Sebagian uang yang aku tabung juga aku niati untuk biaya kuliah kelak.

Tahun 2013 aku ikut SBMPTN dan diterima di pilihan pertama: Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga. Aku masuk PTN bukan lewat jalur beasiswa. Otomatis aku harus berjibaku untuk bisa membiayai kuliah sendiri. Sama sekali aku tak meminta ataupun mendapat kiriman dana dari orangtua. Aku pernah jualan kaos kaki, nasi rames dan gorengan. Sampai akhirnya aku konsisten jualan buku via online. Awal memulai jualan sangat penuh perjuangan. Alat yang aku punya hanya HP Smartfren yang harganya 250 ribuan. Buat online lambat dan kualitas fotonya kurang bagus. Kadang aku online buat jualan dengan pinjam laptop teman. Kadang online di warnet dan komputer perpustakaan.

Berkat kerja keras, ketekunan dan kesabaran, semakin lama aku berhasil mendapat banyak pelanggan. Kini setiap bulannya, aku bisa menjual lebih dari 1000 buku. Di samping itu, aku juga memiliki 40-an reseller dari beragam latar belakang (siswa SMA, mahasiswa, guru, dosen dan orang umum) dan dari berbagai daerah (Jambi, Padang, Jakarta, Tangerang, Cianjur, Cilacap, Salatiga, Jogja, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Makassar dan lain-lain). Selain telah mengirim buku-buku ke pelosok-pelosok negeri, aku juga cukup sering mengirim buku ke luar negeri (Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, Taiwan dan Hong Kong).
Gambaran kesuksesan jualan buku online-ku ini ternyata menarik minat beberapa teman dan wartawan untuk menulis dan meliput kiprahku. Profilku pernah diliput Kedaulatan Rakyat, Tribun Jogja, edupost.co.id, brilio.net, Net TV, dan lain-lain. Hal ini pun ternyata ‘menarik perhatian’ teman-temanku. Sebagian temanku berdatangan menghampiriku saat mereka butuh untuk pinjam uang. Sudah puluhan temanku meminjam duit. Ada yang cepat mengembalikan ada pula yang lambat. Ada yang berbulan-bulan belum mengembalikan, ada yang satu tahun lebih belum mengembalikan (saya sudah capek menagihnya).

Aku mau meminjami teman, sebab aku juga pernah pinjam uang ke teman. Namun aku selalu berkomitmen untuk melunasinya secepat mungkin. Dan tahukah, kau sahabat? Di posisiku yang sekarang ini, di belakangku, di dalam keluargaku, orangtuaku telah menanggung utang sekitar 100 juta. Terdiri dari utang ke bank, BMT ini-itu, rentenir ini-itu, tetangga, saudara dan lain-lain. “Teman, aku yang pernah meminjami uang padamu, ternyata aku adalah orang yang nyaris tak punya apa-apa. Ternyata orangtuaku juga punya utang yang lebih besar (bahkan sangat besar) dari utangmu.” Orangtuaku adalah yang termiskin pertama di desa. Rumahku beberapa bulan lalu pernah roboh. Dan kini, orangtuaku mengumumkan akan menjual tanah untuk melunasi utang yang segunung. Tanah yang luasnya tak seberapa, akan dijual. Itulah harta kami yang paling berharga. Kami tidak punya sawah. Dan kini orangtuaku akan menjual tanah. Kami nyaris tidak punya apa-apa. Inilah episode paling getir dalam hidupku. Aku yang masih punya ayah-ibu, dua kakak dan enam adik: akan tinggal di mana dan akan hidup bagaimana?

Aku paham masalah utang yang sangat melilit dan menyakitkan keluarga kami. Maka aku berusaha bekerja keras. Aku punya cita-cita penghasilan yang tinggi untuk ikut membantu perekonomian keluarga. Kini kau jadi tak heran kan kalau aku pernah menulis target omzet 100 juta per bulan? Salah satu alasannya karena aku ingin membantu membebaskan utang-utang orangtua. Mohon doanya ya...

Ini adalah episode paling getir dalam hidupku. Ini adalah episode yang membuatku menitikan airmata. Aku sedih, sejenak. Aku bangun kembali semangat dan optimisme. Aku yakin badai ini akan berlalu. Aku yakin aku dan keluargaku bisa melewati ujian berat ini. Aku masih punya Allah. Kami masih punya Allah. Allah yang Maha Menolong.


Jogja, 12 Juni 2016


DEBAR

DEBAR
Hanya sepintas wajahmu kulihat
Namun hadirmu terasa begitu lekat
Sorot matamu adalah cahaya yang buatku tersipu
Hatiku berdebar dan mulutku membisu
Hanya kata-kata yang bergejolak dalam jiwa
Tanpa ada suara dan tak berani bicara
Tanganmu menggenggam cinta
Senyummu menebar rindu
Mataku mengalirkan airmata
Kesedihan sekaligus kebahagian yang ambigu
Dadaku bergemuruh
Hatiku makin berdebar
Aku ingin bersamamu
Untuk lenyapkan kegundahan
Aku ingin meninggalkanmu
Untuk meredam debar jiwa

Jogja, 3 Juni 2016
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates