RSS

MODAL, KEPERCAYAAN & INVESTASI


  • MODAL, KEPERCAYAAN & INVESTASI


Dulu, saat aku masih mahasiswa semester pertengahan, usaha jualan buku yang aku kelola seorang diri mulai menunjukkan hasil yang lumayan. Teman dekatku dari Cilacap yang mengerti keadaanku pernah berniat membantu modal (saya kira niatnya dia tulus karena ingin membantu, tidak kepikiran ingin dapat keuntungan yang berlebih dari bagi hasil, atau setidaknya uang modalnya nanti bisa kembali utuh itu pun dia sudah senang). Namun aku coba berpikir hati-hati. Memang diberi modal itu peluang yang bagus untuk semakin mengembangkan usaha. Namun aku tidak buru-buru bilang iya. Dititipi modal adalah sebuah amanah. Tanggung jawabnya sangat besar... Jangan sampai mengecewakan, atau bahkan malah merugikan yang menitipi modal. Itu prinsip saya.

Komunikasi tersiratku saat itu "aku pikirkan sebentar." Namun aku malah tak memberi jawaban lagi pada temanku (terlupa waktu itu). Dengan kata lain, pikiran sadar dan bawah sadarku berkata "terima kasih atas niat baiknya. Tapi aku belum siap menerima amanah modal ini." Dikasih modal erat kaitannya dengan kepercayaan. Membangun kepercayaan itu butuh waktu dan bukan merupakan perkara yang mudah diraih. Saat aku sudah dipercaya oleh teman dekat, aku tidak serta merta girang dan tenang. Aku memilih cari aman dulu dengan tidak buru-buru menerima modal itu. Aku harus berjuang lagi agar kekuatan usahaku semakin solid, semakin dicintai pelanggan dan semakin dipercaya banyak kalangan (meski dimulai dengan kondisi yang ala kadarnya). Bukan berarti aku tidak optimis dengan usahaku, namun butuh waktu yang pas saja kalau mau berurusan kerja sama dengan orang berkaitan modal.

Saya juga merupakan orang yang tidak mau pinjam uang bank untuk modal usaha. Jadi kala itu, usaha jualan buku saya benar-benar dengan uang yang sangat minim. Tabunganku dulu waktu jadi loper koran sudah dikeluarkan untuk bayar uang masuk kampus 2,3 juta, bayar kos sekitar 1 juta (lupa tepatnya berapa), untuk beli sepeda baru 750.000, DLL.

Orangtuaku sama sekali tidak membantu biaya kuliah dan biaya hidupku di Jogja. Saat masuk perkuliahan semester satu, mungkin sisa uang yang aku pegang cuma sekitar 400.000. Untuk keperluan sehari-hari dan makan selama sebulan apa cukup ya? Haha.

Pernah uang yang sisa segitu, aku putar untuk usaha jualan rames dan gorengan (jualan buku online sudah jalan, tapi masih jarang pembeli, paling seminggu baru bisa dapat satu-dua pembeli). Dari jualan makanan itu untungnya sekitar 10.000 sampai 15.000. Untungnya sedikit, kerjanya capek banget. Hehe. Tapi gak papa. Yang penting aku sudah berlatih mental dan mendapat pengalaman yang berharga. Semoga berkah...

Kalau ada orang tanya, "Modal awal kamu jualan buku berapa?" Aku bingung jawabnya berapa... Mungkin setelah uang sisa dibagi ini itu: kebagianlah alokasi dana untuk modal usaha jualan buku online sebesar Rp. 100.000. Kalau pelanggan mau order, sistemnya pelanggan mesti transfer dulu. Habis itu barang aku ambil dari toko, lalu aku kirim (pernah sih, barang aku kirim dulu, pelanggan transfer belakangan).

Usaha jualan buku online ku rupanya mengalami kemajuan yang cukup pesat dan bertahan solid dari semester satu hingga kini mau memasuki semester sembilan. Alhamdulillah...

Gak nyangka, dulu mulai berjuang dengan duit 100.000, pelanggan paling cuma satu dua, kini bisa punya banyak pelanggan, bisa kirim buku sekitar 1000 eksemplar per bulan dan penghasilan bulanannya bisa untuk:

1. Keperluan sehari-sehari dan biaya hidup pribadi di Jogja.
2. Bayar 2 karyawan (mungkin kelak akan nambah 1 atau 2 karyawan lagi, tergantung situasi dan kondisi).
3. Mengirimi orangtua tiap bulan. Kadang 700.000, kadang 1.000.000 (tergantung sitkon).
4. Bayar kos dan sekolah adik 500.000.
5. Nabung tiap bulan 700.000 (kadang kurang atau lebih, tergantung sitkon)
6. DLL.

Yang jadi salah satu ujian adalah saat teman utang, apa lagi utang tapi bayarnya lama banget. Aku sudah sering mengalami. Mungkin sudah ratusan kali. Obatnya aku harus sabar dan berpikir serta berkerja ekstra keras (kasihan sekali ya? Wkwk).
***

Sebenarnya sudah banyak orang yang berniat titip modal ke saya. Namun, semuanya belum saya terima. Saya belum siap mengelola (kala itu). Menurut saya, ini tanggung jawab yang besar, harus dikerjakan dengan baik dan cermat. Orang tentu yakin dan percaya dengan  usaha yang sudah terbukti melaju dengan pesat dan laris. Mereka yakin akan meraih keuntungan jika menitipkan dananya untuk berinvestasi.

Sekarang begini, ini umumnya kasus untuk karyawan yang bergaji lumayan. Kalau uang mereka tabung di bank, paling nominalnya tetap saja atau ada bunga sangat sedikit (bahkan ada yang terpotong biaya admin). Kalau mereka mau buka usaha sendiri, kadang mereka masih takut resiko. Belum lagi sudah merasa nyaman di tempat kerja, sementara kalau buka usaha sendiri: membangunnya mesti bahu membahu, butuh waktu yang lama dan tenaga yang ekstra. Kalau investasi mereka bisa tenang, kerja di kantor atau di pabrik jadi fokus. Gak memikirkan teknis dan jalannya usaha tapi dia dapat keuntungan karena sudah investasi modal. Gaji bulanan dari kantor tetap jalan. Pemasukkan dari investasi juga jalan (investasi bisa juga dengan cara menabung emas, reksadana, DLL. Tapi saya tidak akan membahas ini).

Sekira dua bulan yang lalu ada teman yang mau coba titip modal ke usaha saya. Saya bilang kalau mau silakan 10 juta. Tapi dia tidak berani. Saya tidak masalah dia tidak jadi titip modal ke saya. Karena sejauh ini, saya masih enjoy dengan keadan seperti ini. Kalau ada yang mau titip modal 1 juta, 2 juta, atau 3 juta, menurut saya hitungannya malah jadi ribet. Untuk mendongkrak usaha masih kecil banget dayanya. Jadi saya masih mencukupkan dengan modal dari apa yang saya punya dulu. Kala itu saya kalkulasi stok buku yang ada di kos kalau dirupiahkan sekitar 10 juta, duit rekening bisnis sekitar 5 juta, kalau yang di rekening tabungan rahasia lah ya. Hehe. Misalnya saya sudah mengeluarkan modal 15 juta, saya keluar tenaga juga, saya menggaji 2 karyawan, saya memanajemen "perusahaan", paling tidak yang investasi ke saya masuk 10 juta agar terjadi komposisi yang pas dan dia dapat hasil yang lumayan dan prediksi kemajuan usaha gak tanggung-tanggung.

Ini sekadar sharing...

Hari ini, pikiran saya mulai terbuka untuk menerima tawaran kerja sama dengan teman yang mau titip modal.

Pada semester ini, maksimal saya hanya menerima 3 orang yang mau titip modal. Modal yang diamanahkan kepada kami, ya minimal 5 juta. Nanti kita bisa diskusi. Saya menulis ini bukan bermaksud "promosi terselubung" menjaring investor. Saya hanya meng-clear-kan soal ini kepada teman-teman saya yang dulu belum saya iya kan penawaran kerja samanya.

Di sisi lain, semoga sharing ini ada manfaatnya bagi yang membaca.
***

Grugu, Cilacap, 2 Juli 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates