RSS

SEMUA AKAN BERJODOH PADA WAKTUNYA

SEMUA AKAN BERJODOH PADA WAKTUNYA
.
Dari buku-bukuku yang lama tak terjual dan sepertinya sudah tidak laku namun kemdian laku, bahkan kadang dengan mahar yang lebih besar dari yang sewajarnya, aku menjadi belajar tentang jodoh dan cinta sejati. Aku mengambil hikmah bahwa semua akan berjodoh pada waktunya. Bukan hanya buku, jomblo akut sekalipun nanti pasti akan berjodoh pada waktunya. Berjodoh dengan orang yang tepat.
.
Seandainya saat ini aku ditolak oleh seorang perempuan pujaan hati, aku tak perlu patah hati. Kalaupun spontan sedih, jangan lama-lama, cukup satu lagu saja, lima menit saja. Setelah itu, aku coba menenangkan pikiran, berpikir positif, berdoa dan bersikap ikhlas-ridha-rela. Ya itulah sikap yang harus aku ambil. Hidup akan menjadi tentram dan damai. Tak perlulah marah, ngambek dan kecewa.
.
Selama kurun empat tahun aku jualan buku, lumaayan ada banyak juga pelanggan buku yang PHP (Pemberi Harapan Palsu). Bilang beli, eh tidak jadi beli. Bilang mau transfer, eh tidak jadi transfer, terus dia minggat! Menghadapi kenyataan ini, rasa kecewa sepertinya akan timbul spontan. Namun aku bisa mengelola dan mengendalikan emosi itu. Dan lama makin lama aku sudah terbiasa mengondisikan diri untuk bersikap santai saja. Kalau ada yang PHP ya sudah, lupakan dia. Tidak usah berlarut dengan kecewa dan mangkel.
.
Anak-anakku (maksudnya buku-bukuku), yang semula dicampakkan oleh orang-orang yang kurang jelas, pada akhirnya dia-dia dipinang oleh orang-orang yang tegas dan menyenangkan. Orang yang serius dan mencintainya dengan tulus. 
Sebenarnya ada banyak ‘contoh kasusnya’. Namun kali ini aku sebutkan sedikit cerita saja. Dulu, sekitar dua tahun lalu, aku pernah promosi jual buku kumpulan cerpen Kuda Terbang Mario Pinto-nya Lynda Cristanti. Aku jual cuma seharga Rp. 20.000. Ada seorang dari Solo yang bilang mau beli. 
.
“Kudang Terbang Mario Pinto masih ada? Boleh saya beli?”
.
“Masih. Boleh.”
.
“Ongkir ke Solo berapa?”
.
“Ongkir 10.000 via JNE.”
.
“Wah ongkirnya mahal juga, ya. Sebentar, saya sambil cari bukumu yang lain.”
.
“Iya, oke.”
.
“Saya jadi ambilnya Kuda Terbang Mario Pinto aja. Tapi saya ambil di Jogja saja ya. Saya mau datang ke acara di Penerbit Bentang. Ketemu di sana saja, ya?”
.
“Insya Allah, Mba, kalau saya ada waktu luang dan bisa ke sana.”
.
Hari berikutnya dia ngabari.
.
“Ternyata hari ini aku ada acara di rumah teman, jadi tidak bisa ke Jogja. Tapi kalau kamu mau ke sana, ke sana aja ga papa.”
.
“Oke, Mba, gak papa. Jadi kirim aja ya? Totalnya Rp. 30.000, transfernya ke BRI 1753XXXXXX atas nama Amin Sahri.”
.
Sejak hari pertama negoisasi sampai 22 bulan berikutnya, Kuda terbang Mario Pinta tidak jua dia ambil. Buku itu masih tersimpan di kosku.
***
.
Akhir bulan November kemarin Lynda Cristanti bertandang ke Jogja. Aku titip buku Kuda Terbang Mario Pinto ke teman untuk dimintakan tanda tangan ke Lynda Cristanti. Malam berikunya aku menemui temanku dan mengambil buku itu.
.
Aku bertemu temannya temanku. Lalu dia bilang:
.
“Kuda Terbang Mario Pinto-nya harga berapa?”
.
“Gak tak jual. Buat koleksi sendiri.”
.
“Yah, aku udah lama banget nyari gak nemu-nemu. Di mana-mana juga udah gak ada. Mbok dijuallah, aku mau.”
.
“Gak ya. Ini buat koleksi aja. Spesial ada tanda tangannya penulis dan ini termasuk buku langka. Kalau dijual ini harganya mahal, pasti kamu gak berani.”
.
“Berapa kalau mau dijual.”
.
“Seratus ribu.”
.
“Yah, lima puluh ribu aja ya?”
.
“Belum bisa. Seratus ribu aja. Hehe.”
.
“Wah aku pengin banget e bang.”
.
“Ya wis aku kurangi, 80.000 aja.”
.
“50.000 aja ya mas. Uangku tinggal sedikit buat pulang naik bis.”
.
“Belum bisa e.”
.
Lalu dia pergi. Aku masih ngobrol dengan temanku.
Orang itu datang lagi.
.
“Ayo lah bang, 50.000 aja.”
.
“Belum bisa e. Buku langka ini. Aku turunin lagi jadi 70.000 dah.”
“Tinggal buat pulang ngebis aja ini uangku bang.”
.
“Oya udah, kayanya kamu serius banget pengin punya buku ini. Aku kasih 50.000 aja gak papa.”
.
“Beneran ini, bang?”
.
“Iya.”
.
Dia mengeluarkan dompet dari saku celananya. Lalu membayar buku itu dengan selembar uang bewarna biru. Dia nampak bahagia sekali dan nyengir lebar. Aku juga ikut bahagia. Dulu buku ini pernah aku jual murah, cuma Rp. 20.000 aja, belum laku, kena PHP lagi. Setelah sekian lama, akhirnya bukuku itu berjodoh dengan orang yang tepat, orang yang serius, orang yang benar-benar mencinati buku itu dengan tulus. Dia yang mencari ‘jodohnya’ dengan sabar akhirnya juga mendapatkan apa yang diinginkannya di waktu yang tepat dan mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Sebuah buku Kuda Terbang Mario Pinto plus Tanda Tangan Penulisnya. Sangat Istimewa!
.
Dari kisah ini, aku mengambil pelajaran. Jika aku ditolak sekali oleh seorang perempuan pujaan hati, itu belum tentu ditolak. Barangkali dia baru mengetes keseriusanku. Dia sedang memberi waktu agar aku membuktikan seberapa besar dan seberapa tulus cintaku. Haha.
.
Ya, pada intinya, kita kan selalu dipertemukan dengan sesuatu dan seseorang yang kita cinta dengan tulus dan sungguh-sungguh. Pada waktu yang tepat. 
***

0 komentar:

Posting Komentar

Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Menulis dan Mengekalkan Kenangan All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates